STARJOGJA.COM, Info – BPBD Gunungkidul mulai memetakan daerah rawan kekeringan di musim kemarau tahun ini dengan menyiapkan anggaran Rp700 juta untuk dropping air bersih.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki sudah menyurati masing-masing panewu berkaitan dengan potensi kekeringan di musim kemarau. Pada akhir Mei akan ada koordinasi dengan kapanewon, PDAM serta pamaskarta.
BACA JUGA: DIY Semakin Dingin, Tanda Puncak Kemarau?
Menurut dia, data dari masing-masing kapanewon sangat dibutuhkan karena menjadi dasar pemetaan wilayah yang berpotensi mengalami krisis air di musim kemarau.
“Harapannya saat koordinasi, masing-masing panewu sudah membawa data terkait potensi rawan kekeringan,” katanya, Jumat (21/5/2021).
Pemkab mengalokasikan anggaran Rp700 juta untuk air bersig. Jumlah ini hampir sama dengan yang disediakan di 2020. “Tahun lalu tidak habis dan anggarannya dikembalikan ke kas daerah,” katanya.
Menurut dia, pagu Rp700 juta hanya yang berada di BPBD. Kecamatan juga memiliki anggaran sendiri.
Panewu Anom Kapanewon Girisubo, Arif Yahya, mengatakan wilayahnya masuk daerah kering saat kemarau. Minimnya sumber air membuat warga bergantung pada air hujan sehingga saat kemarau banyak warga yang membeli secara swadaya. “Sudah mulai ada yang membeli air bersih. Untuk data pasti, kami masih melakukan pendataan,” katanya.
Salah seorang pengusaha tangki angkutan air di Kalurahan Jerukwudel, Girisubo Kitut Sakiran mengatakan pesanan untuk pengiriman air bersih mulai meningkat. Setiap hari bisa mengirimkan sebanyak delapan sampai sepuluh tangki kapasitas 5.000 liter. Adapun harga sangat bergantung dengan jarak dan kondisi medan yang harus dilalui.
Sebagai contoh, harga termurah dipatok untuk wilayah di sekitar kapanewon atau di wilayah Kalurahan Pucung, di kisaran Rp90.000-10.000 per tangki. Sedangkan untuk di wilayah Kalurahan Tileng bisa mencapai Rp120.000 untuk sekali pengiriman. Adapun harga pengiriman termahal di Songbanyu tepatnya di Dusun Putat, Selang, Joho dan Gesik dengan harga Rp200.000 per tangki.
“Jaraknya jauh karena harus melalui wilayah Wonogiri [Jawa Tengah],” katanya.
Sumber : harianjogja
Comments