STARJOGJA.COM, Info – Pakar Statistika UGM Prof. Dr. Dedi Rosadi menuturkan dari data statistik pengendalian kasus baru di tingkat global, ia menyebutkan metode pengendalian non obat terbukti efektif dalam meminimalisir munculnya kasus baru covid-19. Beberapa negara yang berhasil menekan kasus baru tersebut adalah China, Australia dan Selandia Baru. Namun begitu, pengendalian lewat vaksin dan obat secara global tetap saja terus digalakan di tengah belum disiplinnya masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan, masihnya keterbatasan vaksin dan obat serta adanya mutasi virus.
“Sampai saat ini memang secara global fokus masih di pengendalian non obat,” kata Dedi Rosadi, Sabtu (22/5).
Pengendalian non obat, kata Rosadi, tingkat efektifitasnya beragam dari berhasilnya menekan munculnya kasus baru dalam beberapa bulan terakhir tapi di beberapa negara tertentu juga terjadi gelombang kedua dan ketiga penularan covid-19.
Baca juga : DIY Hari ini Catat Ratusan Kasus Baru Covid-19
“Efektifitasnya beragam, ada yang sudah sampai multi waves, namun banyak juga yang masih single wave seperti di Indonesia, Maroko, Paraguay, Uruguay,“ katanya.
Meski pengendalian non obat terbukti efektif untuk di beberapa negara namun belum tentu efektifnya di negara lain karena berbagai faktor seperti ketegasan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat dalam menjaga kesehatan. Namun jika ini diterapkan secara global ia yakin bisa mencegah terjadinya endemi. “Saya yakin ini akan sangat sulit sehingga endemik wilayah atau global sangat mungkin akan terjadi. Tapi kalau ini bisa dilakukan efektif secara global, kejadian endemik tidak akan terjadi,”katanya.
Selain pengendalian non obat, untuk menekan laju penularan covid-19 menurutnya juga perlu lewat vaksin dan obat. Meski efektifitas vaksin yang harus terus diuji dan teknik pengobatan efektif terhadap penyakit yang terus diupayakan. Namun apabila salah satu atau keduanya bisa berjalan efektif dalam waktu dekat, masih sangat mungkin endemik bisa dihindarkan dan pandemi bisa berakhir dalam waktu dekat. “Banyak faktor yang menjadi kendala utama dan tetap terus harus diwaspadai dari permintaan dan ketersediaan vaksin dan obat, mutasi virus, faktor sosial masyarakat,” katanya.
Comments