STARJOGJA.COM, JOGJA– Hingga detik ini masalah pasokan oksigen di DIY belum terpecahkan. Pemda DIY mengaku kesulitan untuk mencukupi kebutuhan oksigen seluruh rumah sakit sehingga terus mengalami kekurangan. Secara keseluruhan kebutuhan oksigen di DIY per harinya sekitar 50 ton, namun jumlah pasokan harian tak sampai di angka tersebut.
Kenyataan itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie saat rapat bersama Komisi A DPRD DIY, Senin (12/7/2021).
Ia mengaku pernah menghitung kebutuhan oksigen seluruh rumah sakit di DIY diperkirakan mencapai 50 ton per hari. Karena sangat sulit didapat pasokan setiap harinya tak sampai di angka tersebut. Pembajun bahkan mengaku kerap menangis saat memikirkan kebutuhan oksigen tersebut.
“Saya setiap malam menangis sama Pak Sekda karena oksigen kita ini tidak cukup, secara keseluruhan kami pernah menghitung seluruh rumah sakit yang ada di DIY, karena kalau kita bicara oksigen kita tidak hanya 27 rumah sakit rujukan Covid-19 [tetapi juga rumah sakit non-rujukan]. Kami sudah pernah menghitung setiap hari DIY itu butuh dengan kapasitas maksimal sekitar 50 ton per hari. Ini sangat sulit didapat,” kata wanita yang pernah menjabat sebagai Direktur RS Grhasia ini di hadapan para anggota Komisi A DPRD DIY.
Pembajun berharap jika para anggota DPRD DIY memiliki jaringan bisa membantu menambah pasokan oksigen tersebut.
“Kami sudah berusaha mencari, saya sudah matur sama Pak Sekda, saya setiap malam menangis sama beliau, saya mohon sekali, barangkali bapak, ibu [anggota] dewan punya rekanan atau punya jejaring kami mohon dibantu,” ujarnya Pembajun lagi.
Ia mencontohkan kebutuhan di RSUP Dr Sardjito, sehari sebelumnya telah dipasok 8 ton namun pada Senin (12/7/2021) malam masih membutuhkan lagi karena saking banyaknya pasien. “Hari ini Sardjito itu sudah diisi kemarin hampir 8 ton, sekarang sudah habis lagi dan nanti malam harus disupport lagi di Sardjito, saking banyaknya pasien,” ucapnya.
Salah satu kendala sulitnya pasokan terpenuhi, kata Pembajun, karena di DIY tidak ada oxygen filling station atau stasiun untuk produksi sekaligus pengisian oksigen seperti di Kendal. Padahal kebutuhan harian sangat tinggi. Keberadaan PT Samator di Maguwoharjo, Sleman juga mendapatkan pasokan dari Kendal.
Beberapa rumah sakit ada tidak punya liquid oxygen atau oksigen yang disalurkan lewat sentral, sehingga menggunakan tabung. Kebutuhan tabung per harinya bisa mencapai 2.000 unit lebih. Oleh karena itu Dinkes DIY bersama PT Samator berupaya untuk mengkonversi liquid oxygen menjadi oksigen di dalam tabung.
“Pasokan tidak menentu, oksigen hari mungkin hanya datang 10 ton, besoknya lagi 20 ton, karena kita tidak punya tempat untuk berproduksi oksigen atau filling station seperti yang ada di Kendal. Jadi yang krusial hari dan hari-hari besok adalah masalah pasokan oksigen,” tegasnya.
SUMBER : Harian Jogja
Comments