STARJOGJA.COM, Info – Angka kematian akibat Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus mengalami lonjakan. Peningkatan kebutuhan terhadap peti jenazah pun pada akhirnya tak bisa dihindarkan. Menyikapi hal tersebut, Departemen Teknologi Hasil Hutan (DTHH) dari Fakultas Kehutanan UGM dan tim kemudian tergerak untuk memproduksi peti jenazah Covid-19 untuk meringankan beban kebutuhan tersebut.
“Setelah kita diinfo oleh satgas Covid UGM mengenai kekurangan suplai peti jenazah yang dialami oleh RS Sardjito dan RS Akademik. Setelah itu, kami di DTHH merasa terpanggil untuk ikut meringankan beban rumah sakit dengan menyediakan peti jenazah buatan kita sendiri,” tutur Kepala DTHH, Dr. Sigit Sunarta, ketika dihubungi Rabu, (21/7).
Sigit mengatakan produksi peti jenazah ini merupakan kerja sama dengan Karbolo Community-relawan bencana Gamping Sleman, donatur serta para mahasiswa. Ada dua tempat produksi yang digunakan, satunya di Gamping, Sleman dan satunya lagi di workshop Pengolahan Kayu DTHH di Klebengan.
Baca juga : Dekorasi Pengantin Beralih Buat Peti Jenazah Covid-19
Sejauh ini, DTHH dan tim telah menyalurkan sebanyak 10 peti jenazah kepada RS Akademik pada Minggu, (18/7) lalu. 10 peti jenazah lainnya dikabarkan sedang berada dalam proses pengiriman tadi malam.
“Yang sudah jadi kita serahkan RSA ada 10, selanjutnya 10 berikutnya hari ini kita kirim..minggu depan kira-kira 10 lagi…Insyaallah,” tambah Sigit.
Per 21 Juli 2021 kemarin, angka kematian akibat Covid-19 di DIY mencapai 87 jiwa per hari sehingga jumlah kematian akibat Covid-19 di DIY menjadi sebanyak 2.595 jiwa.
Jumlah penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 juga masih terpantau lebih dari 1.500 kasus per hari. Pada 21 Juli kasus positif Covid-19 di DIY bertambah sebanyak 1.648 kasus sehingga total kasus positif Covid-19 di DIY telah mencapai 97.596 kasus.
Penambahan kasus terkonfirmasi positif paling banyak berasal dari Kabupaten Bantul dengan 601 kasus. Di tempat kedua Kabupaten Sleman dengan 381 kasus. Lalu, Kota Yogyakarta dengan 308 kasus. Kabupaten Gunung Kidul dengan 185 kasus. Serta terakhir, Kabupaten Kulon Progo dengan 173 kasus.
Comments