STARJOGJA.COM, Info – Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) klaim jumlah testing dan tracing di DIY sudah tinggi selama ini untuk mengurangi positivity rate. Bahkan testing lebih banyak dari kapasitas laboratorium PCR yang hanya 6.000 dalam sehari.
Selain dengan PCR testing dilakukan dengan tes antigen.
“Jumlah testing kita kan rata-rata enam ribuan. Kalau enam ribu saja kita sudah mampu dengan PCR yang kita miliki karena kemampuan PCR kita sudah enam ribu lebih setelah kita tambah dengan bebrapa alat, tapi kalau nanti hasil tracing-nya itu mengharuskan lebih dari enam ribuan setengah, ya kita akan menggunakan antigen,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Kadarmanta Baskara Aji di Kompleks Kepatihan, Selasa (3/8/2021).
Baca juga : 25 Warga DIY yang Isoman Tak Bisa Dikontrol
Berdasarkan data hasil testing yang dilakukan per 2 Agustus lalu hanya 3.302 orang yang dites. Menurut Baskara Aji jumlah testing tersebut sesuai dengan hasil tracing. Jumlah testing sedikit karena hasil tracing-nya yang juga sedikit. Pihaknya tidak ingin melakukan testing yang tidak perioritas.
“Yang memang tidak menunjukkan kemungkinan ada positif ya kan percuma kita lakukan [testing],” ujar Baskara Aji.
Lebih lanjut Mantan Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) ini mengklaim selama dua hari terakhir positivity rate di DIY menurun. Meski demikian, Baskara Aji tidak menampik angka kematian di DIY masih cukup tinggi.
Menurut dia, kematian akibat Covid-19 ada yang bersumber dari rumah sakit dan yang kedua pasien yang menjalani isolasi mandiri (Isoman) dan meninggal di perjalanan ketika dibawa ke rumah sakit.
Pihaknya mendorong pasien yang isoman bergejala ringan untuk menempati selter terpusat yang dikelola Pemda DIY, pemerintah kabupaten kota dan pemerintah kalurahan serta selter yang dikelola perguruan tinggi dan swasta untuk memudahkan pengawasan. Sebab di selter terpusat ada tenaga medis yang mengawasi setiap saat kondisi pasien.
“Kalau memang nanti di isolasi [selter] terpusat itu memberat sakitnya, maka isolasi terpusat akan merekomendasikan mengirimkannya ke rumah sakit,” papar Baskara Aji.
Bagi pasien positif tanpa gejala dan memilih tinggal isolasi mandiri di rumah karena rumahnya memungkinkan untuk isoman maka akan ada pengawasan dari Satgas penebalan tenaga kesehatan yang mulai diterjunkan ke lapangan.
“Kita sudah membentuk penebalan nakes yang sekarang sudah bisa kita rekrut sekitar 100 orang itu nanti yang akan terjun ke lapangan baik mereka akan mengunjungi ke rumah-rumah atau mereka akan menggunakan telemedicine untuk bisa memantau keberadaan dan kondisi mereka yang isoman supaya tidak terlambat kita menangani, kalau ada situasi yang tiba-tiba menurun bisa langsung ditangani teman-teman [Satgas],” kata Baskara Aji.
Sumber : Harianjogja
Comments