STARJOGJA.COM, Info – Kelelahan, nyeri tulang, kelemahan otot atau kram, dan perubahan suasana hati hanyalah beberapa tanda bahwa Anda mungkin kekurangan vitamin D. Maka dari itu, sangat penting untuk memenuhi kebutuhan vitamin D di dalam tubuh, karena vitamin D memiliki manfaat yang sangat baik terutama di tengah pandemi Covid-19 seperti mendukung sistem kekebalan tubuh.
Sementara paparan sinar matahari dan diet sehat dapat membantu Anda memproduksi vitamin D dalam tubuh Anda, banyak dari kita akan mendapat manfaat dari suplemen untuk membantu meningkatkan kadar kita. Tetapi dengan berbagai macam suplemen vitamin D yang tersedia di pasaran, pilihannya bisa tampak luar biasa.
Melansir, Eat This, Kamis (5/8/2021), berikut yang perlu Anda ketahui tentang suplemen vitamin D, khususnya Calcifediol.
Baca juga : Vitamin D Dosis Tinggi Tak Bantu Pasien Covid-19
1. Tidak semua vitamin D sama
Vitamin D memiliki dua bentuk yang mungkin paling banyak dikenal yaitu vitamin D2 (ergocalciferol), yang berasal dari ragi atau jamur, dan vitamin D3 (cholecalciferol), yang berasal dari sumber hewani seperti ikan dan kuning telur. Ada bentuk lain, yang disebut calcifediol.
Calcifediol diproduksi ketika D3 dimetabolisme oleh hati dan merupakan bentuk vitamin D yang beredar di aliran darah Anda. Kita sering tidak mendapatkan cukup kalsium melalui diet dan dari sinar matahari, dan sebagian besar suplemen vitamin D di pasaran tidak menyediakan calcifediol secara langsung—mereka mengandung vitamin D2 atau vitamin D3, yang harus diproses oleh hati untuk membuat vitamin D yang kemudian beredar dalam darah.
2. Suplemen vitamin D, calcifediol, meningkatkan kadar vitamin D darah dengan cepat
Karena suplemen calcifediol tidak perlu diproses oleh hati, suplemen ini dapat diserap langsung ke dalam aliran darah dan ke seluruh tubuh Anda, yang membuat suplemen calcifediol tiga kali lebih efektif dalam meningkatkan kadar vitamin D jika dibandingkan dengan vitamin D3 pada mikrogram yang sama. Saat mengonsumsi suplemen dengan calcifediol, Anda dapat mencapai kadar vitamin D yang disarankan dalam beberapa hari, bukan bulan, jika dibandingkan dengan suplemen vitamin D2 atau vitamin D3.
Terlebih lagi, beberapa faktor dapat secara langsung mempengaruhi status vitamin D seseorang, termasuk berat badan. Karena vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak, ia bisa terjebak dalam jaringan lemak. Calcifediol cenderung tidak terpengaruh oleh lemak tubuh karena kurang larut dalam lemak. Penelitian telah menunjukkan bahwa individu dengan berat badan lebih tinggi dapat mengambil manfaat dari penggunaan calcifediol sebagai sumber vitamin D.
3. Anda perlu melakukan tes untuk mengetahui kadar vitamin D Anda
Selain berbagai bentuk vitamin D, mengetahui berapa banyak yang Anda butuhkan juga bisa membingungkan. Satu-satunya cara untuk mengetahui kadar vitamin D Anda, adalah melalui tes darah. Merupakan ide yang baik untuk menguji kadar vitamin D Anda secara teratur, terutama jika Anda mengonsumsi suplemen untuk memahami apakah suplemen tersebut bekerja dan memastikan bahwa Anda tidak mendapatkan terlalu banyak.
Ini dapat dilakukan dengan alat tes yang andal di rumah atau dengan meminta tes vitamin D selama pemeriksaan fisik tahunan Anda. Sebagian besar tes laboratorium melaporkan total 25-hidroksivitamin D (calcifediol) sebagai ukuran referensi status vitamin D dalam tubuh. Ini termasuk bentuk vitamin D2 dan vitamin D3 karena keduanya berkontribusi pada status vitamin D.
Sumber : Bisnis
Comments