STARJOGJA.COM, Info – Taman Budaya Yogyakarta (TBY) berupaya memfasilitasi para seniman untuk tetap berkarya meski di tengah pandemi Covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Seperti pentas Dagelan Mataram Reborn dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan (Prokes) ketat untuk mencegah penularan virus corona.
Demikian disampaikan Kepala TBY, Diah Tutuko Suryandaru, seusai menyaksikan Dagelan Mataram Reborn, di Gedung Concert Hall TBY, Jumat (10/9) sore lalu. Dagelan Mataram Reborn tersebut digelar secara terbatas tanpa penonton, namun dapat disaksikan langsung oleh masyarakat melalui kanal youtube TBY pada 15 September mendatang.
“Jadi TBY mengapresiasi apa yang sudah diproduksi pelaku seni, walau pun masa pandemi saya harap jangan berhenti begitu saja berkesenian. Saya berharap teman-teman seniman tetap bisa berkarya,” kata Diah.
Baca juga : Basiyo Maestro Dagelan Mataram
Dagelan Mataram Reborn tersebut merupakan gelaran pertama sejak kegiatan seni vakum akibat adanya PPKM Darurat yang dilanjutkan dengan PPKM level 4. Namun setelah DIY turun level menjadi PPKM level 3, TBY kembali menggelar sejumlah kegiatan. Selain Dagelan Mataram Reborn, TBY juga akan menggelar Ketoprak Mataram Reborn dan terater, “Dulu beberapa waktu lalu belum bisa, sekarang tetap bisa dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat, terbatas,” ujar Diah.
Sutradara Dagelan Mataram Reborn, Ari Purnomo mengatakan Dagelan Mataram Reborn merupakan acara yang diselenggarakn dan didanai TBY untuk mengakomodir teman-teman seniman komedian, “September ini baru putaran pertama setelah PPKM. Bulan selanjutnya jika memungkinkan akan digelar tiap bulannya,” kata Ari.
Ari memastikan Dagelan Mataram Reborn digelar dengan protokol kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat tidak adanya penonton di Concert Hall. Sebelum masuk pentas, para pemain dagelan juga sempat menjalani GeNose untuk memastikan semua pemain dalam kondisi sehat. Kemudian para pemain juga mengenakan Faceshield.
Kemudian waktu pentas juga dibatasi maksimal 30-40 menit, “Dalam kondisi PPKM ini seniman harus bangkit dan harus optimis dan mau beradaptasi dengan ruang dan waktu yang saat ini terbatas lewat media,” kata Ari. “Bisa dinikmati via daring, selama pembatasan PPKM kita hanya melaksanakan Dagelan Mataram Reborn terbatas dan hanya bisa ditonton lewat daring,” sambung Ari.
Lebih lanjut Ari mengatakan Dagelan Mataram Reborn yang dipentaskan belasan pemain tersebut mengangkat tema Ikatan Cinta Reborn. Dalam pentas tersebut menceritakan dua keluarga yang saling bersaing, sementara dua anak dari masing-masing keluarga tersebut saling mencintai namun dilarang oleh orang tua masing-masing.
Akan tetapi dalam perjalannnya ada yang mengingatkan bahwa masa lalu orang tua tidak bisa mempengaruhi masa depan anak-anak. Kemerdekaan anak-anak berbeda dengan zaman dulu, “Anak sekarang berhak memilih untuk merdeka menentukan nasibnya untuk masa depannya mereka sendiri. Orang tua tak bisa memaksa. Itu sih pesannya,” ungkap Ari.
Sumber : Harianjogja
Comments