STARJOGJA.COM, Info – Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam mengurangi risiko ancaman bencana di Kulonprogo. Sunardi Komandan TRC BPBD Kulonprogo mengatakan pemuda di Kulonprogo sudah memiliki semangat saling membantu jika terjadi bencana di wilayahnya.
” Saya katakan waktu itu pemuda di Kulonprogo kalau tidak jadi relawan kebencanan dan kemanusiaan tidak memiliki arti,” katanya di Bincang Spesial 101,3 FM.
Sunardi mengatakan pemuda memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana terutama di Kulonprogo. Sehingga pihaknya selalu koordinasi dengan para pemuda di seluruh Kulonprogo melalui grup WA ataupun media sosial.
“Di daerah bencana mereka para pemuda menjadi tokoh penggerak rawan bencana dan berinisiasi mencari donatur dll,” katanya.
Baca juga : Kulonprogo Bersiap Menjalani Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Tingginya kepedulian terhadap kemanusiaan inilah yang membuat para pemuda ingin terlibat dalam penanganan bencana. Namun begitu peran pemuda disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
“Saat bencana mereka ingin membantu pertolongan kami batasi, itu kami larang karena menolong butuh pengetahuan jangan sampai mereka justru menjadi korban maka kami libatkan dalam pengelolaan logsitik, donatur dan penyaluran itu cukup aman bagi mereka,” katanya.
Sunardi mengaku semangat pemuda untuk tampil membantu sangat tinggi. Walaupun terkadang muncul ego sektoral dalam penanganan bencana. Ia pun memiliki cara sendiri agar ego sektoral tidak muncul dan mementingkan kemanusian dan pertolongan.
“Mereka menyadari bahwa ini tidak milik mereka sendiri, perlu ada akuntabilitas agar mereka berhati hati sehingga ego sektoral terkurangi, dengan adanya audit ego sektoral terkurangi,” katanya.
Sunardi mengaku peran pemuda yang sangat terlihat ketika awal pandemi Covid-19. Pemuda sangat antusias mengatasi pencegahan penularan dengan melokalisir wilayahnya sendiri.
“Tidak bisa menutup mata peran pemuda luar biasa. Tanpa pemuda akan bingung dan siapa yang akan menyadari akan ada ancaman bencana dll, itu diukur dari pemuda sendiri. Awal pandemi sangat terlihat,” katanya.
Sunardi menjelaskan potensi bencana di Kulonprogo mulai dari longsor, gempa, angin kencang, hingga tsunami. Kokap, Samigaluh, Kalibawang dan Girimulyo menjadi daerah dengan potensi ancaman longsor tinggi di Kulonprogo.
“Ada EWS (Early Warning System) longsor berbasis server ada tiga di Ngrancah, Girimulyo di Jeruk Samigaluh dan Klepu di perbatasan Girimulyo. Kemungkinan terjadi lainnya kita pakai ews manual juga,” katanya.
Saat ini ada 54 desa tangguh bencana di Kulonprogo dari target 75 desa tangguh bencana.
Comments