STARJOGJA.COM, JOGJA – Pengelola obyek wisata diminta perketat prokses. Ini seiring jumlah wisatawan yang masuk ke DIY kian tak bisa dibendung. Sehingga kerumunan pun tak sepenuhnya dapat dihindari.
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menjelaskan sesuai arahan Pusat laju kegiatan ekonomi tidak harus direm terlalu dalam. DIY merupakan daerah yang pertumbuhan ekonominya berasal dari aktivitas kerumunan karena merupakan tujuan wisata. Ia menegaskan, dalam kondisi saat ini dipastikan sulit untuk mengerem kehadiran wisatawan yang akan ke Jogja.
“Otomatis keramaian itu kan tetap ada datang di Jogja karena Jogja daerah wisata. Kita lihat hampir tidak ada lagi tempat kosong di hotel,” ujarnya, Jumat (4/3/2022).
Di sisi lain kasus Covid-19 masih tinggi, angka kematian juga terus naik. Pada Jumat hari ini misalnya menambahkan 2.229 kasus positif dan 20 kasus meninggal dunia. Oleh karena upaya memperketat prokes harus terus dilakukan terutama pada tempat wisata kerumunan.
“Maka yang harus dilakukan sekarang satu-satunya adalah bagaimana orang-orang pribadi menjaga protokol kesehatan masing-masing. Jangan lepas masker selalu cuci tangan, dan seterusnya,” ujarnya.
Aji meminta kepada organisasi pengelola wisata tetap mengencangkan prokes. Mengingat ada beberapa tempat umum yang sudah mengabaikan penggunaan aplikasi pedulilindungi. Jika pada tempat wisata terbuka tentu agak sedikit bisa diantisipasi, namun pada lokasi destinasi tertutup seperti mal tentu menjadi kekhawatiran tersendiri akan penularan Covid-19.
“Orang masuk ke hotel yang penting sudah punya booking kemudian bisa masuk walaupun tidak bawa ponsel misalnya. Padahal pedulilindungi ini penting banget. Karena dari situ kita mengetahui seseorang layak masuk atau tidak masuk,” ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menyatakan dalam beberapa pekan terakhir kunjungan wisatawan ke Jogja memang melonjak. Pada libur akhir pekan lalu atau bersamaan dengan libur panjang misalnya terjadi peningkatan 50% dari kunjungan pekan sebelumnya. Lalu lintas wisatawan saat ini mencapai 220.000 orang lebih selama tiga hari.
“Paling banyak memang dari luar DIY, kalau hotel peningkatannya okupansi antara 40 persen hingga 50 persen itu rata-rata. Tetapi kalau hotel tertentu seperti kawasan Malioboro rata-rata penuh,” ujarnya.
Ia memastikan setiap pengelola wisata selalu diingatkan soal prokes. Fasilitas untuk kelengkapan prokes juga telah diberikan bantuan pemerintah. Akan tetapi memang harus ada kerja sama antara wisatawan dengan pengelola. Tentu menjadi sia-sia jika fasilitas prokes sudah disiapkan tetapi wisatawan enggan menerapkan.
“Karena sudah dua tahun pandemi berjalan, harapannya wisatawan sudah terbiasa dengan memakai masker, cuci tangan. Kami sudah memberikan surat ke pengelola wisata untuk peningkatan kewaspadaan saat di awal omicron mulai merebak,” katanya.
Comments