“Lebih enak aja kemana-mana ga perlu panas-panasan, tinggal duduk sudah sampai deh,” tutur Setyo (20) penumpang prameks dan KRL.
Namun design gerbong yang berbeda tentu memberikan kesan yang berbeda pula bagi para penumpangnya. KRL Solo – Jogja dengan design minimalis dengan area bagi penumpang yang wara-wiri lumayan luas sedangkan Prameks dengan design lawas seperti kereta api jarak jauh dengan gerbong ekonomi.
“Kalau aku lebih prefer ke KRL sih, soalnya kalo duduk walau rame tuh kaki bisa tetep dilurusin, enak aja, gak pegel. Kalau prameks kan hadap-hadapan (tempat duduknya) jadi kalo kaki pegel juga ga bisa lurus, pegel.” tutur Divya (21) penumpang KRL.
Berbeda dengan Divya, Setyo justru mengatakan bahwa lebih nyaman menggunakan Prameks Jogja – Kutoarjo karena dirasa lebih privat, kalau melakukan hal aneh atau lucu yang tahu hanya beberapa orang saja. Setyo berpendapat bahwa menggunakan Prameks juga jarang ada orang yang sampai berdiri terlalu lama.
“Enak prameks deh, aku kalau mau tidur jadi gak malu karena yang tahu (aku tidur) cuma dikit, jarang berdiri juga kalau pakai Prameks, kalau KRL justru sering banget berdiri, tiap naik juga berdiri malah” tutur Setyo.
Namun perbedaan tersebut tergantung arah tujuan penumpang, jika dari Jogja ke Solo maka akan menggunakan KRL namun jika ke arah Kutoarjo menggunakan Prameks.
Comments