Menurutnya Buya Syafii merupakan sosok yang sangat dekat dengan semua kalangan dan patut menjadi pola teladan bagi semua pemimpin agama di Indonesia sebagai bangsa yang besar dan menghargai kemajemukan. Menurutnya keteladanannya soal kesederhanaan dan menolak berbagai bentuk fasilitasi sangat perlu ditiru.
Baca juga : Muhammadiyah Mengecam Keras Peledakan Bom Gereja Katedral Makassar
“Dia menolak tawaran pengobatan di Jakarta, baik dari Ibu Megawati maupun dari Presiden RI, karena merasa lebih sreg dirawat di rumah sendiri: RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Bahkan untuk penguburannya pun beliau mewasiatkan untuk dikebumikan di pemakaman khalayak Muhammadiyah di Kulon Progo, dan tidak di pemakaman yang dikhususkan bagi Pimpinan Muhammadiyah,” katanya.
“Saya melayat untuk memberikan penghormatan terakhir, sekaligus merupakan wujud kebersamaan sekaligus menyatakan turut sepenanggungan dengan keluarga Buya Maarif bahkan umat muslim yang cinta damai.”
Pdt Gultom mengaku sangat terinspirasi dengan ketokohan, pemikiran dan perjuangan Buya Syafii yang segaris dengan perjuangan gereja-gereja di Indonesia untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa ini.
“Saya memohon Presiden untuk mengajak seluruh masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang sebagai penghormatan kepada beliau. Dan kiranya tak berlebihan bila saya juga mengusulkan agar kepada beliau, pada waktunya kelak, dianugerahi Pahlawan Nasional,” katanya.
Comments