“Yang anorganik akan dipilah disesuaikan sesuai jenisnya, dikelompokkan menjadi berbeda, karena masing-masing jenis punya harga dan manfaat berbeda. Nah yang organik akan dijadikan satu nanti diproduksi jadi kompos, dijual,” ujar Agus Setyanta (52) selaku Direktur BUMDes Amarta.
Sampah-sampah yang sudah dipilih dan dikelompokkan siap dijual bekerja sama dengan mitra lain. Sampah yang dipilah pun tidak sembarangan, biasanya seperti kardus akan dikelompokkan menjadi satu termasuk botol minum yang berbeda warnanya karena harganya berbeda.
Baca juga : Taman Pintar Kini Punya Zona Pengolahan Sampah Mandiri
“Bekas kardus, kertas hvs, itu harganya sendiri. Koran sendiri, bungkus rokok, itu sendiri (harganya). Itu nanti akan dibeli per kilo nya,” imbuhnya.
Pemilahan yang mendetail nantinya juga sangat bermanfaat karena jika dijual akan mendapat harga yang menguntungkan. Selain menambah pemasukan desa, adanya TPS ini juga dapat mengurangi penyebaran penyakit yang diakibatkan oleh sampah yang tidak terkelola dengan baik.
“Agar menjaga kesehatan masyarakat terjaga dengan baik. Makanya (sampah) harus dikelola dengan baik,” tutur Agus.
Penulis : Anita Nawang Asih
Comments