“Bulan dengan bulatan pelangi di langit Jogja bagian Utara malam ini. Peristiwa bulatan pada bulan tersebut disebut Halo, terjadi ketika cahaya Matahari atau Bulan melewati awan tipis (cirrus) yang terdiri dari kristal es. Cahaya dari matahari/bulan tersebut mengalami pembiasan (refraksi) dan atau pantulan(refleksi) oleh kristal es. Halo biasanya berbentuk bulat mengelilingi Matahari atau Bulan berwarna putih dan bisa juga pelangi,” tulis @merapi_uncover dikutip Harianjogja.com, Selasa.
Banyak orang mengagumi fenomena yang terjadi tersebut. “iyaa ada bagus banget,” komentar “zoe.kenzao.
Baca juga: Belum Genap Sebulan Kasus Kematian Covid-19 Sleman Capai Ratusan
“Terlihat jelas dari turiii,” timpal “galagstvn.
“indahnyaaaa alam,” tulis @s.st3v.
Akun lain bahkan mengungkap bahwa fenomena itu menjadi sebuah pertanda. “Dulu klo ada gitu,kata emak mau kemarau panjaaaang,” tulis @anyaaldriana.
Jika dijelaskan secara ilmiah, bulan bercincin tidak terjadi begitu saja. Dilansir dari website Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Halo disebabkan adanya kristal es di awan Cirrus yang membiaskan cahaya matahari seperti prisma. Cahaya yang terurai tampak membentuk cahaya pelangi yang melingkari matahari.
Warna hitam di antara matahari dan cincin hanya akibat efek kontras saja. Cincin tersebut berdiameter sekitar 22 derajat. Bila terjadinya malam saat ada bulan purnama, Halo juga bisa terjadi melingkari bulan.
Dalam kondisi yang sangat dingin di awan cirrus tersebut dapat terbentuk kristal-kristal es. Wilayah yang kebetulan mataharinya terhalang oleh awan cirrus tersebut akan melihat fenomena Halo. Fenomena Halo ini tidak ada kaitan dengan pertanda gempa atau bencana lainnya.
Sumber : Harian Jogja
Comments