“Karena relatif pemasaran cerutu sudah lebih bagus dari beberapa tahun lalu dan sudah bisa mengeluarkan branding sendiri sehingga marketnya lebih besar. Saya berharap ada diversifikasi produk. Program-program lain di sektor pertanian dapat dilakukan,” ucap Sri Sultan, Selasa (14/06) siang.
Dalam kunjungan kerja Sri Sultan di pabrik cerutu PD. Taru Martani itu, Sri Sultan menyampaikan bahwa diversifikasi juga menjadi langkah bagi salah satu BUMD milik DIY itu untuk meningkatkan ekspor.
“Karena nilai aset di sini dengan keuntungannya belum seimbang. Jadi perlu dinaikkan lagi meski perlu modal yang lebih besar. Tapi dengan harapan seperti itu, kita bisa mengembangkan potensi ini untuk memberikan ruang untuk ekspor yang besar, tak hanya di sini, namun produk lain di sektor pertanian namun jangan sampai bersaing dengan petani kita,” urai Sri Sultan didampingi Direktur Utama PD Tarumartani Nur Ahmad Effendi dan Direktur Utama BPD DIY Santosa Rohmad. Hadir pula pada kesempatan tersebut Komisaris PD Tarumartani Beny Suharsono dan Dewo Isnu Broto serta Kepala BKPA DIY Wiyos Santosa.
Ngarsa Dalem berharap, diversifikasi yang dilakukan dapat menopang produk-produk yang sudah ada. “Tapi jangan bersaing dengan petani atau penjual di pasar (seperti Beringharjo dan Colombo). Kalau bisa justru bisa memberikan benih yang lebih bagus bagi petani. Dari pilihan-pilihan itu nanti kita bicarakan lagi dalam program bisnis Taru Martani. Jadi jangan hanya cerutu aja. Apalagi di bangunan ini masih memungkinkan untuk diberikan fasilitas lain,” harap Ngarsa Dalem.
Sementara, Direktur Utama PD Taru Martani Nur Ahmad Effendi, menyampaikan pihaknya akan segera menindaklanjuti arahan dari Sri Sultan.
Lanjutnya, menurut hitungan bisnis yang dilakukan, potensi diversifikasi tersebut dinilai masuk akal.
Nur Ahmad mengatakan diversifikasi yang dilakukan juga dapat meningkatkan target pasar.
Ia menambahkan, sebelum pandemi, produksi tahun 2018 mencapai 68 ton setiap tahunnya. “Sekarang ini, rata-rata tiap tahun 260 ton. Alhamdulilah kita bisa menyelesaikan kewajiban yang ditinggalkan manajemen lama. Total pendapatan saat ini adalah Rp 68 miliar, keuntungan Rp13,5 miliar, sementara untuk setoran cukai Rp15 miliar dan PAD sesuai Perda 40% sebanyak Rp5,5 miliar,” tutupnya.
Adapun PD Taru Martani sendiri merupakan pabrik cerutu yang berdiri sejak 1918. Sejak didirikan, Taru Martani konsisten memproduksi 14 jenis cerutu kualitas ekspor seperti Cigarillos/Treasure, Extra Cigarillos, Senoritas, Panatella, Slim Panatella, Half Corona, Corona, Super Corona/Grand Corona, Boheme, Perfecto, Royal. Rothschild, dan Churchill. Saat ini, Taru Martani memproduksi tiga formulasi campuran cerutu yaitu : Natural Cigar, Flavour Cigar, dan Mild Cigar.
Comments