Ketua Panitia sekaligus Sekretaris SAR Satlinmas Wilayah III Parangtritis, Arief Nugraha mengatakan Parangtritis memiliki potensi untuk olahraga berselancar atau surfing, namun selama ini belum banyak dikenal oleh masyarakat luas, “Makanya kita perkenalkan terus bahwa Parangtritis aman untuk berselancar,” kata Arief, saat dihubungi Jumat (17/6/2022).
Kompetisi berselancar tingkat nasional ini diakui Arief sudah digelar ketiga kalinya. Sebelumnya pada 2017 dan 2019 kompetisi yang sama juga sudah digelar. Kompetisi ketiga ini rencana awal digelar pada 2021 namun karena kondisi pandemi Covid-19 sehingga tertunda dan baru bisa dilaksanakan tahun ini.
BACA JUGA: Malang Tawarkan Wisata Surfing Malam Hari
Menurut Arief, seharusnya acara ini digelar pada April lalu, tapi karena puasa maka pihaknya baru bisa menggelar pada 18-19 Juni 2022 ini. Selain karena puasa, pihaknya menunggu ombak tinggi, yang kebetulan saat ini gelombang laut sedang tinggi-tingginya, “Surfing cenderung ke ombak yang besar. Sebenarnya bisa sewaktu-waktu, tapi kalau untuk nyari gelombang yang bagus ya seperti saat-saat ini,” ujarnya.
Ia mencatat sudah ada lebih dari 100 peserta yang mendaftar untuk mengikuti kompetisi berselancar tersebut dari berbagai daerah, di antaranya dari Bali, Banyuwangi, Jember, Pacitan, Serang, dan Pangandaran.
Arief berharap adanya kompetisi berselancar nasional ini bisa lebih mengenalkan kembali bahwa Pantai Parangtritis merupakan salah satu pantai yang aman untuk olahraga berselancar. Selain itu juga untuk mencari bibit-bibit atlet surfing, khususnya di Bantul yang memiliki potensi atlet surfing. Terbukti ada atlet dari Bantul yang berprestasi pada pertandingan eksebisi PON Papua tahun lalu.
Tidak hanya untuk olahraga, namun berselancar di Pantai Parangtritis juga bisa digunakan untuk menolong korban yang terbawa arus ke tengah laut. Sejak lama SAR Satlinmas Wilayah III mendapatkan papan berselancar dan itu sudah digunakan untuk berlatih bagi teman-teman SAR dan terbukti bisa digunakan untuk menolong korban terbawa arus laut.
“Ternyata penyelamatan korban menggunakan papan surfing lebih efisien dari pada menggunakan alat yang lain. Alat surfing tersebut adalah alat untuk membantu evakuasi korban,” katanya.
Lebih lanjut Arief mengatakan lomba berselancar tingkat nasional ini gratis dan berhadiah total Rp 20 juta bagi peserta yang beruntung. Dalam event ini pihaknya juga menggandeng Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PSOI) DIY untuk mengatur regulasi, mekanisme lomba hingga penjuriannya.
Humas PSOI DIY, Ivan Galang menyatakan kompetisi berselancar tingkat nasional di Parangtritis ini akan dibagi menjadi tiga kelas, yakni Open Division, Women Division dan Local Division. Pihaknya mengapresiasi SAR Satlinmas yang menggelar lomba berselancar tingkat nasional karena bisa menjadi wadah untuk pembibitan atlet berselancar. Selain itu juga bisa mengenalkan olahraga berselancar yang belum banyak dikenal.
“Dalam PON kemarin saja masih tahap ekshibisi. Dan dengan adanya surfing di sini akan memunculkan atlet harapan khususnya Bantul dan DIY pada umumnya,” kata Ivan.
Menurutnya, potensi atlet berselancar dari Bantul cukup besar karena mereka sudah memiliki fasilitas papan untuk berlatih dan tentu saja ombak dari Pantai Parangtritis yang mendukung sehingga harapannya akan semakin banyak muncul atlet dari Bantul yang berlaga di kejuaraan tingkat daerah, nasional bahkan internasional.
Sumber : Harian jogja
Comments