Senin (20/6), roket berjuluk Nuri KSLV-II tersebut terlihat berada di landasan peluncur Pusat Luar Angkasa Naro (Naro Space Center) daerah pantai selatan Korea Selatan. Setelah sepekan tertunda lantaran masalah sensor tangki oksidator, uji coba ini akhirnya terealisasi.
Roket buah karya Korea Aerospace Research Institute (KARI) ini membawa muatan sebanyak 1.5 ton dengan radius tempuh sejauh 600-800 km. Selain diproyeksikan pemerintah untuk memulai peluncuran jaringan 6G, roket ini juga dirancang untuk keperluan satelit pengintai dan misi observasi bulan.
Pasca kegagalan pada tahun 2013 silam, Korsel makin tampil agresif dengan menggandeng negara Barat untuk mendukung aktivitas luar angkasanya. Terbaru, Korea Selatan bekerja sama dengan Amerika Serikat meluncurkan pengorbit bulan yang diproyeksikan untuk tahun 2030 nanti.
Baca juga : China Orbitkan Satelit 6G Pertama di Dunia
Peluncuran roket luar angkasa Korsel ini tak ayal memantik ketegangan di wilayah semenanjung Korea. Terlebih, Korea Utara kini tengah menjalani sanksi atas aktivitas rudal balistik bertenaga nuklirnya beberapa bulan lalu. Ketika dituding soal misi militeristik, pejabat Korsel langsung membantah tudingan tersebut.
Sejatinya, pengujian tahap dua ini membawa taruhan yang lebih besar. Selain memuat satelit tiruan, roket ini juga mengangkut satelit verifikasi kinerja dan empat buah satelit kubus. Dalam keterangannya, KARI menyampaikan bahwa pihaknya tengah mencanangkan empat peluncuran uji coba tambahan pada tahun 2027 mendatang.
Sumber: Reuters
Penulis : Muhammad Imam Khoirul Mutaqin
Comments