Euro terpantau mengalami kenaikan sebesar 0,3% pada Selasa malam. Pergerakan euro terakhir menyentuh poin $ 1,0578.
Di sisi lain, dolar masih terus mempertahankan konsistensinya di angka 135,37 yen (15,307.66 rupiah) dan $0,6936 per dolar Australia pada permulaan sesi Asia.
Baca juga: Toilet di Korsel Olah Tinja Jadi Mata Uang Digital
Sementara itu, pada Rabu (28/6), angka inflasi Jerman akan rilis. Selang satu hari berikutnya, giliran data Prancis yang akan disampaikan ke publik serta zona Euro pada hari setelahnya.
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, dijadwalkan berorasi di forum ECB yang dihelat di Kota Sintra, Portugal, pada Selasa pukul 08.00 GMT.
“Data inflasi ini akan memiliki pengaruh yang signifikan pada pedoman kebijakan moneter ECB ke depan, terutama pada siklus kenaikan suku bunga yang diperkirakan akan dimulai pada bulan Juli,” tutur analis Currency Management Corporation, Kelvin Wong dikutip Reuters.
Melejitnya nilai tukar euro juga diprediksi akan menjadi momentum kenaikan poundsterling. Selama bulan Juni ini, poundsterling telah merangkak naik sebesar 1,2%.
Sayangnya, pergerakan data ekonomi global baru-baru ini diperkirakan akan memoderasi kenaikan suku bunga. Hal ini berpotensi menimbulkan periode stagflasi yang mengancam berbagai negara di dunia.
“Dolar hanya akan jatuh ketika ekonomi global berada di jalur pertumbuhan yang lebih berkelanjutan. Pasar melihat ke depan, tetapi semua yang bisa kita lihat ke depan hari ini adalah bahaya,” ujar Kit Juckes dari Societe Generale dilansir Reuters.
Sumber: Reuters
Penulis : Muhammad Imam Khoirul Mutaqin
Comments