STARJOGJA.COM, Info – Paus Fransiskus menyangkal pemberitaan bahwa ia berencana untuk mengundurkan diri dalam waktu dekat. Dalam sebuah wawancara eksklusif yang berlangsung di kediamannya di Vatikan pada Sabtu (2/7) sore, Paus Fransiskus menegaskan bahwa ia belum berpikir untuk pensiun.
“Tapi itu tidak pernah terlintas dalam pikiranku. Untuk saat ini tidak, untuk saat ini, tidak. Sungguh!” tegasnya.
“Kami tidak tahu. Tuhan akan menjawab,” imbuhnya.
Desas-desus pengunduran Paus Fransiskus ditengarai sejak pertemuannya dengan para kardinal dunia pada akhir Agustus lalu. Dalam pertemuan itu, dibahas masalah konstitusi Vatikan yang baru, upacara pelantikan kardinal baru, serta kunjungan ke Kota L’Aquila di Italia.
L’Aquila merupakan kota monumental dalam sejarah kepausan. Pada tahun 1294, Paus Celestine V sebelum mengundurkan diri sempat mengunjungi kota ini.
Baca juga : Paus Francis Kutuk Eksploitasi Perempuan dan Anak di Thailand
Begitu juga dengan Paus Benediktus XVI mengunjungi kota itu empat tahun sebelum ia mengundurkan diri pada tahun 2013. Ia adalah paus pertama yang melakukannya dalam rentang 600 tahun.
Sabtu lalu, Paus sejatinya dijadwalkan terbang ke Republik Demokratik Kongo dan Sudan Selatan. Sayangnya, perjalanan tersebut harus ia batalkan lantaran saran dokter untuk menjalani terapi dan istirahat untuk lutut kanannya.
Seperti diketahui, lutut Paus Fransiskus sempat mengalami cedera patah tulang. Meski begitu, Paus memastikan bahwa dirinya dalam kondisi sehat.
“Saya masih hidup!” candanya.
“Saya baik-baik saja, saya perlahan-lahan menjadi lebih baik,” imbuhnya meyakinkan.
Dirinya juga menepis rumor bahwa ia menderita kanker. Rumor ini mencuat selepas ia menjalani operasi divertikulitis setahun lalu.
“(Operasi) itu sukses besar,” ujarnya sembari melempar tawa.
Ketika disinggung soal situasi di Ukraina, Paus mencatat bahwa telah ada kontak antara Sekretaris Vatikan, Kardinal Pietro Parolin dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov tentang kemungkinan perjalanan ke Moskow.
“Saya ingin pergi (ke Ukraina), dan saya ingin pergi ke Moskow dulu. Kami bertukar pesan tentang ini karena saya pikir jika presiden Rusia memberi saya jendela kecil untuk melayani tujuan perdamaian. Mungkin saja setelah saya kembali dari Kanada. Ada kemungkinan saya berhasil pergi ke Ukraina,” beber Paus.
Selama 90 menit, Paus juga menguliti masalah praktik aborsi menyusul putusan Mahkamah Agung AS bulan lalu. Paus mengatakan bahwa dia menghormati keputusan tersebut, tetapi tidak memiliki cukup kapasitas untuk membicarakannya dari sudut pandang yuridis.
Secara personal, ia sangat mengutuk aborsi. Paus bahkan mengidentikannya sebagai “mempekerjakan pembunuh bayaran”. Padahal, gereja Katolik mengajarkan bahwa kehidupan dimulai pada saat pembuahan.
“Saya bertanya: Apakah sah, apakah benar, untuk menghilangkan manusia hidup untuk menyelesaikan masalah?” tanya Paus heran.
“Hanya itu yang bisa saya katakan,” pungkasnya.
Penulis : Muhammad Imam Khoirul Mutaqin
Comments