Selain para peneliti BRIN, acara tersebut juga menghadirkan para akademisi kampus serta jurnalis dari berbagai media massa. Mengangkat tema “Digital, Blue, and Green Economy”, penyelenggaraan InaRIE dimaksudkan untuk menjalin ketersambungan (link and match) antara produk riset dan inovasi dengan sektor industri.
Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana InaRIE Irwan Rahman menyampaikan pentingnya transformasi pola perekonomian Indonesia. Penyelenggaraan InaRIE yang akan berlangsung pada 27-30 Oktober mendatang menurutnya harus mampu mendorong produksi karya.
Baca juga : BRIN Siapkan pameran riset dan inovasi terbesar INARIE 2022
“Kita tidak bisa bertahan dengan ekonomi berbasis komoditas. Kita harus berganti ke ekonomi berbasis ilmu pengetahuan,” ujarnya.
Irwan mengakui bila untuk mewujudkan gagasan ini menuntut adanya kolaborasi dan sinergi dari berbagai elemen. Kombinasi antara temuan riset dan inovasi teknologi harus mampu memperbaiki perekonomian bangsa.
“Tak ada yang mudah memang. Namun dengan kolaborasi apik, kita yakin Indonesia bisa semakin baik,” tuturnya optimis.
Sementara itu, Kepala BRIN Dr. Laksana Tri Handoko, M.Sc. dalam sambutan virtualnya turut menguatkan apa yang disampaikan Irwan. Handoko menyebut bahwa BRIN harus tampil sebagai katalis kerja sama industri dengan bermodalkan inspirasi dari generasi muda Indonesia.
“BRIN ada tidak hanya untuk periset BRIN saja, tapi untuk periset seluruh Indonesia. (Untuk) Membuka peluang baru di seluruh wilayah secara berkesinambungan,” tegas Handoko.
Selain memfasilitasi riset dan inovasi, Handoko menambahkan bahwa BRIN juga berperan dalam menjembatani penggunaan teknologi hingga promosi produk bagi industri dan UMKM. Hal tersebut amat berkorelasi dengan peran Indonesia sebagai presidensi G20 dalam mempelopori langkah nyata ini.
“BRIN diharapkan menjadi hulu untuk mengakselerasi inovasi-inovasi dan invensi-invensi,” harapnya.
Berlanjut ke sesi talkshow, Plt. Kepala Biro Komunikasi Publik, Umum, dan Kesekretariatan BRIN, Driszal Fryantoni, M.Eng. Sc menuturkan pentingnya kehadiran BRIN dalam menggerakkan ekonomi masyarakat dan swasta.
Dalam InaRIE nanti, ia ingin mendorong agar UMKM lokal lekas mengaplikasikan produk teknologi. Ia berkaca pada UMKM regional ASEAN yang telah beralih ke arah teknologi inovatif.
“Kita juga akan menampilkan UMKM yang kita bina menggunakan teknologi yang kita hasilkan,” ujarnya.
Menyambung pernyataan Driszal, Rektor Institut Teknologi PLN sekaligus Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Iwa Garniwa, memaparkan pentingnya upaya transisi energi. Kekayaan sumber energi yang ada di Indonesia menurutnya perlu lebih didayagunakan.
Kehadiran riset dan inovasi teknologi sebisa mungkin mampu mendorong proses hilirisasi dan komersialisasi. Alhasil, permasalahan konversi energi di Indonesia dapat segera terentaskan.
“Pertanyaannya, Indonesia siap nggak?” ujarnya beretorika.
Sejauh ini BRIN telah membangun empat kawasan sains dan teknologi (KST) untuk menggenjot kegiatan pengembangan riset dan inovasi kolaboratif bagi masyarakat. Rencananya, keempatnya akan diresmikan langsung oleh presiden bersamaan dengan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional pada 10 Agustus mendatang.
Penulis : Muhammad Imam Khoirul Mutaqin
Comments