STARJOGJA.COM, JOGJA – Tumbuhkan Nasionalisme, DIY Gulirkan Perda Pendidikan Pancasila. Pancasila sebagai dasar negara sekaligus jati diri bangsa merupakan ruh utama nasionalisme. Sayangnya, dewasa ini nasionalisme di kalangan pemuda kian terkikis dan menipis.
Pemprov DIY bersama DPRD DIY kini telah menggulirkan Perda Pendidikan Pancasila dan wawasan kebangsaan yang diharapkan dapat memupuk kembali jiwa nasionalisme pemuda. Muhammad Syafi’i dari Komisi A DPRD DIY mengungkapkan, Perda Pancasila adalah produk pemikiran anggota DPRD DIY sejak tahun 2016 selepas terbitnya Perda Nomor 13 Tahun 2016.
“Jadi semangat dari anggota DPRD DIY sudah ada sebelum perda (Pancasila) itu ada,” ungkap Syafi’i.
Ia menambahkan bahwa sejak tahun 2017, DPRD DIY secara aktif telah menggandeng Kesbangpol DIY menyelenggarakan Sinau Pancasila. Menurutnya, kehadiran Perda Pancasila ini tak lain untuk memenuhi kebutuhan akan tuntutan payung hukum yang memadai.
Sebagai anggota dewan yang turut merumuskan perda ini, Syafi’i mengaku tak banyak mendapati dinamika pro kontra antar anggota dewan. Ia melihat bahwa perbedaan yang terjadi lebih kepada substansi muatannya yang juga didasarkan pada respon masyarakat.
“Bagaimana kita bisa membuat isian di dalamnya (perda) bisa lebih hidup. Tentu, kita tetap berpegang pada keterbukaan,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid Wasnas Kesbangpol DIY, Joko Nuryanto mengatakan bahwa kehadiran Perda Pancasila ini tak lain juga didasarkan pada analisis para akademisi. Menurutnya, proporsi materi Pancasila dalam kurikulum sekolah saat ini sangatlah minim.
“Sejak reformasi, yang namanya pelajaran PMP (Pendidikan Moral Pancasila) dan PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) itu ilang,” kenangnya menyayangkan.
Syafi’i mengimbuhkan bahwa realisasi dari perda ini nantinya tak hanya menyasar sekolah atau lembaga pendidikan non-formal semata. Partai politik, guru, ASN, hingga tokoh masyarakat juga akan turut mengambil bagian.
“Harapannya nanti (mereka) bisa menyampaikan, karena kalau untuk mencapai semua sulit,” tambahnya.
Lebih lanjut, Joko menjabarkan bila selain memuat substansi Pancasila, perda yang baru dirumuskan ini juga akan dipadukan dengan konten lokal. Hal ini ditujukan untuk membantu masyarakat yang masih kesulitan dalam memahami muatan yang dikandung dalam perda ini.
Dirinya juga menjelaskan bahwa Kesbangpol terus menjalin koordinasi dengan OPD terkait seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan. Harapannya, dapat tersaji beragam varian kegiatan untuk menyasar kalangan masyarakat yang juga bervariasi.
“Ini (kolaborasi) yang juga akan menjadi masukan bagi Pergub,” ujarnya.
Sebagai contoh, pemuda yang menjadi target utama terbitnya perda ini memerlukan pendekatan tersendiri agar dapat menerima. Menurut Joko, saat ini karakter pemuda lebih temperamen dan jauh dari unggah-ungguh, sopan santun, serta tepa slira.
“Untuk anak muda perlu metode berbeda. Sejauh ini (metode) masih terus mencoba dan proses berkembang,” bebernya.
Syafi’i menyambut bahwa salah satu metode yang cocok adalah dengan melalui perkembangan teknologi informasi (TI). Selain digandrungi anak muda, TI juga menjadi sarana yang pas untuk mengkomunikasikan program ini.
“Nanti bisa duduk bareng untuk memastikan materi ini. Supaya bisa pas, masuk, mengena,” kata Syafi’i.
Baik Syafi’i maupun Joko sama-sama mengamini akan pentingnya keterlibatan masyarakat. Kolaborasi yang telah terjalin harmonis antara lembaga legislatif dan eksekutif pemerintahan tentu perlu didukung dengan partisipasi aktif masyarakat.
“Secara politis ini melihat keseriusan untuk dilaksanakan. Karenanya harus lebih menarik, memotivasi masyarakat dalam bernegara, bermasyarakat, hingga keluarga,” tegas Syafi’i.
“Harapannya bisa (bersama-sama) menjadi agen untuk memupuk jiwa nasionalisme,” pungkas Joko.
PENULIS : Imam
Comments