Seperti diketahui, teknologi PCR (polymerase chain reaction) saat ini berukuran besar, mahal, serta memerlukan operator terlatih. Hal ini berakibat pada sulitnya pengadaan tes PCR di tempat-tempat tertentu seperti apotek atau klinik umum. Selain itu, hasil pengujian baru dapat dilihat dalam kurun 24 jam. Tentunya, kehadiran alat tes PCR baru menjawab kendala ini.
Sistem kerja mesin PCR menggunakan siklus termal (suhu). Proses pemanasan dan pendinginan diperlukan untuk mengidentifikasi materi genetik dari virus dalam sampel. Dalam rancangan yang baru, proses ini dilakukan oleh komponen optik kecil bernama thermocycling plasmonic.
Baca juga : Siswa yang Ikut PTM di Kulonprogo Tes PCR Acak
Komponen ini menggunakan radiasi inframerah dari nanopartikel logam untuk menghasilkan panas dari dalam botol yang lebih efektif daripada pemanasan standar dari luar.
“Metode ini dapat dengan cepat mendeteksi RNA SARS-CoV-2 dari air liur manusia dan spesimen hidung dengan sensitivitas 100% dan spesifisitas 100%, serta dua varian SARS-CoV-2 yang berbeda,” papar para peneliti pada Senin (25/7) dikutip Reuters.
“Perangkat yang lebih kecil dan lebih cepat harus benar-benar menggerakkan jarum untuk memberikan diagnostik klinis molekuler yang cepat dan akurat dalam pengaturan terdesentralisasi,” imbuh Mark Fasciano dari startup biotek Rover Diagnostics.
“Bersepeda termal sekarang dapat dipercepat dan dokter dan pasien sama-sama tidak perlu menunggu terlalu lama untuk hasilnya,” pungkasnya girang.
Penulis : Muhammad Imam Khoirul Mutaqin
Comments