“Inovasi produk kopi Samosir menjadi salah satu program unggulan di Kecamatan Harian, Samosir untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelas Koordinator Mahasiswa KKN UGM Unit Harian, Ayu Wulandari, Kamis (4/8) saat menyampaikan pemaparan dihadapan Rektor UGM, Ova Emilia ketika melakukan kunjungan ke lokasi KKN UGM di Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Kamis (4/8) bersama dengan jajaran pimpinan universitas dan rekan-rekan media.
Ia menjelaskan bahwa Kabupaten Samosir memiliki potensi kopi yang sangat besar hanya saja belum begitu dikenal masyarakat. Padahal kopi yang dibudidayakan di daerah ini memiliki cita rasa yang khas dan sangat enak.
“Kopi disini itu enak, sayangnya banyak yang belum mengenalnya,” jelasnya.
Menggandeng satu-satunya pengusaha kopi dan pemilik coffee shop di Kecamatan Harian yakni Alfian Julyanto Sihotang, mahasiswa KKN UGM melakukan inovasi produk dan melakukan rebranding, serta membantu mengenalkan produk kopi Samosir secara lebih luas.
Ayu menjelaskan bahwa saat ini kopi Samosir telah dipasarkan di Samosir, Semarang, Jakarta, Jambi, dan Medan. Melalui kegiatan KKN ini dilakukan pemasaran secara lebih luas lagi dan menerapkan inovasi baru dalam pengemasan kopi berbentuk drip bag coffee.
“Target utama nantinya akan kita pasarkan di hotel-hotel maupun penginapan di sekitar Samosir terlebih dulu untuk mengenalkan pada masyarakat akan citra rasa kopi Samosir yang khas dan enak,” terangnya.
Selain inovasi kemasan dalam bentuk drip bag coffee 15 gram, para mahasiswa KKN UGM juga membuatnya dalam bentuk bingkisan. Mereka berharap dengan inovasi kopi berbentuk drip bag coffee dapat semakin mengangkat dan mengenalkan kopi Samosir secara lebih luas.
“Kopi yang dipasarkan di masyarakat masih dikemas secara sederhana dengan plastik biasa. Harapannya dengan inovasi pengemasan kopi dalam bentuk drip bag coffee bisa semakin mengglobalkan kopi Samosir,”paparnya.
Selain program tersebut, KKN UGM Unit Harian juga menjalankan program unggulan lain yaitu sosialisasi kesehatan gigi dan mulut, pelatihan pembuatan Jerami amoniasi, edukasi perawatan diri bagi lansia dan balita, pembuatan sabun organik, pembuatan biopori, pembuatan web desa, pembuatan mineral blok, serta pembuatan kompos.
Sementara itu Alfian Julyanto Sihotang mengungkapkan saat ini ia mengelola lahan budidaya kopi seluas 20 x 20 meter. Tak hanya menanam sendiri, ia pun melakukan pembinaan pada 5 petani kopi di Kecamatan Tambak, Samosir mulai dari persiapan, penanaman, pemeliharaan, panen, pasca panen, hingga roasting sejak tahun 2020 lalu.
“Yang saya kelola ada 20×20 meter tapi untuk yang binaan ada sekitar 3-4 hektar. Pembinaan ini dilakukan secara gratis mulai dari penyiapan hingga pasca panen,” terangnya.
Ia mengungkapkan bahwa keberadaan kopi Samosir mendapatkan respon positif dari konsumen maupun masyarakat. Bahkan ia pun sempat mendapatkan tawaran kerja sama untuk memasok biji kopi oleh salah satu perusahaan kedai kopi besar dunia.
“Ada tawaran untuk kerja sama, tapi saya belum siap karena saat ini baru bisa memproduksi kopi Samosir dalam skala kecil dimana sekali panen baru bisa menghasilkan 1.5 ton saja,” tuturnya.
Sementara itu, Mahasiswa KKN UGM Unit Pangururan merancang sejumlah program pengabdian masyarakat dalam tema besar Mengukir Samosir melalui optimalisasi potensi sumber daya desa dalam mendukung perekonomian, pendidikan, dan kesehatan . Adapun program unggulan yang dimiliki antara lain pembuatan website desa, pelatihan pembuatan pupuk, analisis kelayakan bisnis, edukasi dan revitalisasi SD, dan bimbingan belajar bahasa Inggris.
Selanjutnya mahasiswa KKN Unit Sianjur Mula-Mula mengembangkan lima program unggulan KKN. Salah satunya pengembangan larva lalat maggot sebagai pakan ternak berkualitas unggul. Berikutnya, pembuatan mineral blok sebagai suplemen pakan ruminansia, pengembangan pupuk cair organic dengan memanfaatkan ember tumpuk, pembuatan peta potensi lahan Boho, serta pengolahan limbah ban bekas.
Comments