STARJOGJA.COM, Info – Seorang pelajar SMK di DIY punya usaha dengan omzet miliaran rupiah per bulan. Awalnya hanya iseng-iseng membantu orang tua.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X mewisuda 10 pelajar perwakilan SMK di DIY melalui program Wirausaha Belia pada Jumat (26/8/2022). Para pelajar ini mampu membuka bisnis dengan omzet puluhan juta hingga miliaran rupiah per bulan.
Valensi Surya Permana, pelajar SMK Bopkri 1 Jogja punya usaha kuliner frozen Bebek Karkas dengan omzet Rp1,023 miliar per bulan, Nabila Putri Arum Sari dari SMK N 6 Jogja punya salon kecantikan dengan omzet Rp276 juta per bulan. Kemudian Taufiq Rohman dari SMKN 1 Pandak menjadi distributor sayur mayur dengan omzet Rp 34,9 juta per bulan dan Rasoki Nabahat dari SMKN 4 Jogja membuka usaha aneka kue dengan omzet Rp 24 juta per bulan.
BACA JUGA: OJK DIY Inisiasi Hari Simpanan Pelajar atau SimPel Day
“Saya memulai buka usaha saat awal Corona, iseng-iseng ingin membantu orang tua. Pada awalnya mengambil bebek dari perorangan kemudian dimasukkan di freezer, tetapi kemudian bisa berkembang,” kata Valensi Surya Permana di sela-sela Wisuda Wirausaha Belia di Hotel Grand Inna Malioboro, Jumat (26/8/2022).
Valensi mengaku omzet sekitar Rp1,023 miliar pernah diraihnya dalam sebulan dengan jumlah total penjualan 100.000 ekor bebek.
“Pemasaran lewat online dan offline, kalau sekarang rata-rata penjualan masih di angka ratusan juta,” ucap pelajar yang lulus SMK di tahun ajaran 2021/2022 ini.
Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengapresiasi banyaknya pelajar yang berani membuka usaha di usia relatif muda. Ia berharap lulusan SMK yang berhasil membuka usaha tersebut bisa menjadi pembaharu di desa mereka sehingga menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat desa tersebut. Sebab, saat ini desa masih butuh lapangan pekerjaan.
“Bagi yang tidak mampu meneruskan sekolah, bisa enggak dia jadi pembaharu di desanya. Mengonsolidasikan potensi di desanya, merekrut warga yang butuh pekerjaan sehingga memberikan pekerjaan di sektornya. Yang penting desa itu tumbuh, punya aktivitas lain, warga tidak hanya jadi petani atau nelayan,” ujarnya.
Kepala Disdikpora DIY Didik Wardaya mengatakan pendampingan inkubasi bisnis bagi pelajar SMK ini diberikan sejak awal tahun ajaran, sehingga saat lulus usaha tersebut menjadi milik siswa sendiri. Para lulusan SMK di DIY tidak selalu mencari pekerjaan, melainkan harus menciptakan lapangan kerja secara mandiri.
“Program ini termasuk untuk merespons masih tingginya lulusan SMK yang masuk dalam daftar pengangguran, karena memang angka lulusan SMK ini cukup tinggi,” ujarnya.
Siswa yang diberi pendampingan bisnis melalui proses seleksi. Siswa harus memiliki motivasi bisnis, tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan termasuk kategori siswa tidak mampu. Sekolah akan bekerja sama dengan dunia usaha dan industri untuk mendampingi siswa tersebut.
“Termasuk diberi kiat, teknik mengembangkan usaha merintis dari kecil,” katanya.
Sumber: Harian Jogja
Comments