STARJOGJA.COM, SLEMAN – Gudang Farmasi Sleman maupun Gedung Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan (POAK) Sleman tidak menyimpan obat-obat sirop mengandung bahan kimia yang disinyalir menyebabkan penyakit gagal ginjal akut.
“Dari hasil pemeriksaan kami, di gudang farmasi maupun POAK Sleman tidak terdapat obat sirop mengandung bahan berbahaya yaitu ethylene glycol, diethylene glycol dan ethylene glycol butyl ether (EGBE),” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman Cahya Purnama kepada awak media, Jumat ( 21/10).
Menurut dia, obat-obatan yang diberikan di puskesmas di Kabupaten Sleman juga tergolong aman dan tidak tercemar oleh bahan kimia ethylene glycol, diethylene glycol dan ethylene glycol butyl ether (EGBE).
“Tidak ada obat-obat sirop yang terindikasi, sedangkan yang kami pakai itu ialah generic, jadi hanya satu, termasuk di layanan di puskesmas menggunakan layanan esensial dari POAK atau dari distribusi yang kita berikan dari Kabupaten Sleman, sehingga sampai sekarang belum ada obat sirop yang teridentifikasi,” katanya.
Ia mengatakan, sebenarnya setiap obat itu ada uji klinis fase satu, fase dua dan dari Balai POM melakukan pengujian obat-obatan yang sudah beredar di pasaran, yang disebut monitoring efek samping obat, meso.
“Hasil pengujian tersebut dapat diakses melalui website pada laman https://e-meso.pom.go.id. Melalui website tersebut dapat diamati obat-obatan atau obat sirop apa saja yang ditarik,” katanya.
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman Novita Krisnaeni mengatakan sejumlah upaya telah dilakukan RSUD Sleman sebagai rumah sakit rujukan tipe B dalam menangani kasus gagal ginjal akut dilakukan mulai dari preventif, promotif hingga kuratif.
“Kegiatan preventif (pencegahan) upaya yang dilakukan merujuk pada Surat Edaran Kemenkes maupun dari IDAI yaitu untuk sementara tenaga kesehatan tidak memberikan pengobatan dalam bentuk sirop dengan merek apapun, dengan kata lain untuk sementara penggunaan obat sirop dihentikan,” katanya.
Kemudian promotive, yakni menyampaikan segala informasi terkait penyakit tersebut kepada masyarakat melalui media ataupun secara langsung kepada pasien.
“Informasi yang disampaikan seputar gejala, cara pencegahan, hingga Langkah yang diambil oleh orangtua jika anaknya menderita panas, batuk, pilek maupun diare,” katanya.
Lalu upaya kuratif dengan cara menyediakan dokter spesialis anak di RSUD Sleman sebanyak empat orang. Selain itu sarana dan prasarana untuk ICU NICU juga dipersiapkan dengan baik.
“Namun perlu digarisbawahi meski RSUD Sleman menjadi rumah sakit rujukan tipe B, namun tetap harus merujuk pada rumah sakit rujukan utama. Di Yogyakarta rumah sakit rujukan utama yang menangani kasus gagal ginjal akut ialah RSUP Dr Sardjito,” katanya.
Comments