STARJOGJA.COM – Kasus gagal ginjal akut sedang menimpa ratusan anak di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir. Kementerian Kesehatan RI pun mengimbau penyetopan segala obat berbentuk cair atau sirup.
Menanggapi hal itu, Pakar Farmakologi dan Farmasi Klinik UGM, Prof. Apt. Zullies Ikawati, Ph.D., menegaskan bahwa penyebab gagal ginjal akut pada anak masih belum bisa pasti ada tidaknya keterkaitan dengan konsumsi obat berbentuk sirup, terutama yang mengandung parasetamol.
“Ini masih jadi misteri. Kejadian gagal ginjal akut baru belakangan ini, padahal penggunaan sirup obat sudah dari dulu,” katanya saat dihubungi Jum’at (21/10).
BPOM mengungkapkan ada lima obat sirup yang dinyatakan mengandung cemaran EG dan DEG. Namun hingga saat ini semua masih dalam proses penyelidikan.
“Sebenarnya ini wajar, selama masih dalam ambang batas maka tidak berisiko gagal ginjal akut,” jelas Guru Besar Fakultas Farmasi UGM ini.
Zullies menyampaikan ada berbagai faktor penyebab gagal ginjal akut. Misalnya, adanya infeksi tertentu seperti leptospirosis, infeksi bakteri E. coli dan lain sebagainya.
Baca Juga : Antisipasi Pemerintah Terhadap Resesi Global
Lantas, apa yang harus masyarakat lakukan untuk menyikapi fenomena ini?
Saat akan lebih aman masyarakat mengikuti saran dari lembaga resmi pemerintah seperti Kemenkes, BPOM, asosiasi dokter dan lainnya.
“Mungkin penggunaan untuk saat ini sirup lebih berisiko ketimbang manfaatnya, masih dalam tahap meninjauan lebih lanjut kemungkinan adanya cemaran bahan yang bisa membahayakan. Untuk itu, maka bisa beralih ke obat bentuk puyer dan lainnya,”jelasnya lebih lanjut.
Zullies menyebutkan imbauan untuk tidak menggunakan obat dalam bentuk sirup untuk semua pengobatan menjadi keputusan yang sangat dilematis.
“Seharusnya pertimbangkan risiko dan manfaat. Memang saat ini risiko terjadinya gagal ginjal akut di anggap lebih besar sehingga menghentikan penggunaan obat sirup,” paparnya. (Maylin Angelica)
Sumber : Humas UGM
Comments