STARJOGJA.COM. JOGJA – Physician Network, Inovasi Medical Tourism Indonesia. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2021 sebanyak 272,67 juta jiwa. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, angka itu meningkat menjadi 275,77 juta jiwa pada pertengahan tahun 2022.
Di lain sisi, ketersediaan layanan rumah sakit hanya berjumlah 3.112 unit. Ini artinya terdapat rasio 1:88.650 dibandingkan jumlah penduduk. Ketersediaan rumah sakit itupun sudah naik 5 persen dari tahun 2020.
“Dari data tersebut dapat diasumsikan setiap unit rumah sakit mampu melayani 88.650 penduduk, agar pelayanan kesehatan dapat diterima oleh seluruh warga negara,” kata Adj Prof Hananiel Prakasya Widjaya dalam acara hybrid webinar bertajuk Physician Network Inovasi dalam Medical Tourism Indonesia, Sabtu (12/11).
Diakuinya, layanan rumah sakit di Indonesia belum optimal sehingga mendorong sebagian warga memilih berobat ke luar negeri. Jumlah pasien yang berobat ke manca negara diperkirakan kisaran 600 ribu hingga satu juta, dengan total arus dana keluar mencapai lebih dari Rp 110 triliun setiap tahunnya.
Sebaran negara luar Indonesia kunjungan pasien di wilayah Asia terutama adalah Malaysia, Tiongkok, dan Thailand. Menurut Hananiel, relatif rendahnya tingkat pelayanan rumah sakit di Indonesia dipengaruhi banyak faktor. Diantaranya kesenjangan fasilitas antar rumah sakit, keterbatasan jumlah tenaga medis spesialis, kekurangan sistem manajemen terpadu hingga ketidaktersediaan profesional branding.
“Inovasi physician network di negara kita diharapkan turut berkontribusi dalam transformasi layanan kesehatan melalui kebangkitan medical tourism,” ujarnya.
Konsep physician network tidak hanya mengintegrasikan jejaring dokter, namun juga klinik medis dengan layanan non-medis. Strategi tersebut diyakini dapat mengeliminasi kendala layanan kesehatan, dan memastikan keberlangsungan layanan berkualitas yang memadukan pengetahuan, tenaga ahli berpengalaman, teknologi canggih, dan sistem manajemen kesehatan terpadu.
“Paradigma layanan tenaga medis yang selama ini lebih condong pada individual figure juga akan bergeser menjadi profesional brand. Sehingga, prestise tenaga medis ahli tidak hanya terletak pada satu sosok melainkan secara keseluruhan dinilai sama,” paparnya.
Hal itu sangat penting terutama di era patient centric care, dimana pelayanan kesehatan fokus pada pasien dan pasien aktif terlibat dalam proses pengobatan.
Salah satu upaya pengembangan physician network diwujudkan melalui kolaborasi Kortex Indonesia dengan RS JIH berupa layanan JIH Kortex Clinic. Layanan ini akan mulai buka pada akhir November.
“Alat medis berteknologi canggih sudah kami siapkan, dan mulai hari ini dilakukan uji mutu,” tambah Direktur Utama PT Unisia Medika Farma, Bambang Pediantoro.
Comments