STARJOGJA.COM, Praktisi perbankan Abiwodo, mengatakan meski perekonomian saat ini cukup sehat dan kuat untuk menghadapi ketidakpastian global, namun kita wajib waspada terhadap dampaknya. Jika negara-negara besar mengalami resesi, dampaknya tentu juga terasa pada Indonesia.
Apalagi belakangan ini bank-bank sentral berbagai negara secara bersamaan menaikan suku bunganya untuk merespons inflasi. Sudah tentu ketahanan perbankan dipertaruhkan. Di sinilah kita patut bersyukur dengan adanya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, dan Indonesia didapuk sebagai Presedensi G20 saat ini, kata Abiwodo.
Abiwodo menilai KTT G20 penting guna mewujudkan pertumbuhan ekonomi global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. Karena pertemuan, kesepakatan dan kerjasama yang dibuahkan KTT G20 bisa berpengaruh baik bagi pertumbuhan ekonomi sebuah negara.
Jika pertumbuhan ekonomi baik, maka pertumbuhan dana di masyarakat juga ikut terkerek. Dengan begitu ketahanan perbankan bisa ikut terjaga, sebab ketahanan perbankan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan dana masyarakat, menghasilkan perekonomian yang seimbang.
Perhelatan KTT G20 juga meningkatkan sektor pariwisata di Indonesia. Dari perhelatan ini proyeksi meningkatnya wisatawan mancanegara sekitar 1.8 juta hingga 3.3 juta. Angka ini tentu bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dan lagi-lagi pasti berpengaruh baik untuk ketahanan perbankan.
Tercatat ada penyerapan tenaga kerja sebanyak 33.000 orang dalam perhelatan KTT G20 ini. Sementara dari sektor pariwisata, ada 600-700 ribu lapangan pekerjaan baru. Dari sini sudah terlihat adanya potensi pertumbuhan dana masyarakat, yang akan berpengaruh pada terjaganya ketahanan perbankan.
Baca juga : Hati-Hati, Rasa Panik Karena Kerumunan
Meningkatkan Ekspor
Sebagai Presedensi KTT G20, Indonesia berkesempatan terlibat langsung dalam mendesain perekonomian dunia. Salah satunya, desain ekonomi yang dibangun bisa diarahkan untuk meningkatkan ekspor Indonesia.
“Dari semua perkiraan pertumbuhan ekonomi dari KTT G20 ini, diperkirakan konsumsi masyarakat juga bisa meningkat. Dengan begitu, pendapatan pajak akan naik hingga lebih dari 18%, lebih dari 24% penerimaan bea cukai, dan tentunya penerimaan PNBP diperkirakan juga akan naik lebih dari 23%,” tegasnya.
Menurutnya pengaruh G20 terhadap ketahanan perbankan di Indonesia cukup besar. Dengan industri perbankan yang sehat dan kuat, Indonesia diyakini akan mampu menghadapi resesi global yang diperkirakan terjadi pada 2023.
Oleh : Reenee Winda Adam, kontributor Nusa Bangsa Institute
Comments