STARJOGJA.COM, Info – Gaya hidup masyarakat berpengaruh pada gangguan metabolisme. Sehingga penting adanya perubahan gaya hidup agar tubuh dan proses fungsi tubuh tidak terganggu demi kesehatan.
Prevalensi sindrom metabolik secara global semakin meningkat, bervariasi dari 12.5% hingga 31.4%, prevalensi secara signifikan lebih tinggi di wilayah Mediterania Timur dan Amerika dan meningkat dengan tingkat pendapatan negara.1 (1Diabetes Research and Clinical Practice, Juni 2022)
Prevalensi sindrom metabolik di Indonesia sebesar 23%, pada perempuan 26,6% dan pada laki-laki 18,3%. Konsumsi makanan manis lebih dari satu kali per hari sebanyak 43,5% dan kurang dari satu kali per hari 10,5% dengan peluang mengalami sindrom metabolik sebesar 6,567 kali.2 (2Pola Konsumsi dengan Terjadinya Sindrom Metabolik (researchgate.net))
Gangguan matabolisme
Beberapa gangguan metabolisme dapat didiagnosis dengan tes skrining rutin yang dilakukan saat lahir. Lainnya diidentifikasi setelah anak atau orang dewasa menunjukkan gejala gangguan.
Perawatan untuk gangguan metabolisme bawaan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan gangguan tersebut. Karena ada begitu banyak jenis gangguan metabolisme yang diturunkan, rekomendasi pengobatan dapat sangat bervariasi. Mulai dari pembatasan diet hingga transplantasi hati. Ini berarti bahwa seseorang mungkin memerlukan pengobatan seumur hidup atau perlu melakukan perubahan gaya hidup untuk mengelola gejalanya.
Baca juga : Cobain ! Ini Cara Mengecilkan Perut Buncit
Etiologi sindrom metabolik meliputi faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan diantaranya kurang olahraga serta kebiasaan makan (seperti pola makan yang tidak teratur dan makan junk food).
Faktor lingkungan merupakan risiko dapat dimodifikasi untuk sindrom metabolik, sedangkan faktor genetik merupakan risiko yang tidak dapat dimodifikasi. Sehingga perubahan gaya hidup, termasuk aktivitas fisik dan kebiasaan makan yang sehat, merupakan bagian penting dalam pencegahan dan pengelolaan sindrom metabolik.
Teori perubahan perilaku kesehatan menekankan pentingnya pendidikan kesehatan dan pendidikan berulang untuk mempertahankan perubahan perilaku. Oleh karena itu, sangat penting juga untuk memberikan informasi kepada para penderita sindrom metabolik secara teratur untuk mengubah dan mempertahankan gaya hidup.
Winter Course 2023
Melalui kegiatan Winter Course 2023 dengan tema “Healthy Lifestyle for the Prevention and Management of Metabolic Disorder”, FK-KMK UGM berkolaborasi dengan Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi UGM berupaya memberikan advokasi sekaligus implementasi, serta pembekalan pengetahuan terkait kampanye dan gerakan penurunan risiko gangguan metabolisme pada masyarakat dan generasi muda.
Harapannya program ini dapat membuka wawasan peserta tentang berbagai strategi untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan, sehingga lebih tanggap dan adaptif untuk melaksanakan pencegahan, promosi, dan rehabilitasi terkait gangguan metabolisme di masyarakat.
Kegiatan Winter Course 2023 menghadirkan narasumber pakar metabolic disorders dalam negeri, serta mengundang Wakil Menteri Kesehatan RI.
Datang pula pembicara pakar dari luar negeri yang berasal dari Erasmus University Rotterdam, University of Malaya, dan Universiti Putra Malaysia.
Kegiatan diikuti oleh 63 mahasiswa dari jenjang Sarjana, Pascasarjana yang terdiri dari 52 mahasiswa UGM dan non-UGM, serta 11 mahasiswa asing yang berasal dari Medical University of Innsbruck, Austria; International Medical University Malaysia; Univerity Putera Malaysia; dan Ramathibodi School of Nursing, Mahidol University.
Sumber : FKK MK UGM
Comments