STARJOGJA.COM, Lingkungan kerja yang toxic itu nyata adanya. Mungkin ini dialami oleh beberapa dari Anda. Semisal Anda merasa takut berpikir untuk pergi bekerja besok, punya atasan pemarah, beban kerja yang tidak masuk akal, atau rekan kerja yang jahat, ini merupakan beberapa tanda lingkungan kerja yang toxic dan dapat berdampak signifikan pada kesehatan mental Anda. Mulai dari stres, insomnia, dan depresi.
Karena itu, sebelum semua itu terjadi pada Anda, penting untuk mengenali tanda-tanda lingkungan kerja yang beracun dan mengetahui kapan waktunya untuk pergi.
Tanda-tanda lingkungan kerja yang beracun
Lingkungan kerja yang beracun adalah lingkungan di mana Anda merasa tidak aman secara psikologis.
Sering kali ada perasaan negatif, persaingan tidak sehat, dan agresi secara umum. Penulis studi terbaru mendefinisikan lingkungan tempat kerja yang beracun sebagai berikut:
- Perilaku narsis
- Kepemimpinan ofensif atau agresif
- Gangguan
- Intimidasi
- Pengucilan
- Perilaku mengancam dari manajer dan rekan kerja
Baca Juga : Star Lovers, Yuk Simak Tips Tampil Maksimal Di Kantor
Ini adalah beberapa tanda yang dapat menciptakan atau berkontribusi pada lingkungan kerja yang beracun:
- Bos yang menyabotase karier Anda
- Manajemen mikro
- Gosip yang berlebihan
- Perilaku buruk
- Bos atau rekan kerja pasif agresif
- Pelecehan atau diskriminasi
- Agresi mikro (prasangka tidak langsung atau halus)
- Intimidasi
- Kondisi kerja yang tidak aman
- Kondisi kerja yang kejam (lingkungan kecemburuan untuk kesuksesan orang lain atau rekan kerja yang mencoba membuat Anda terlihat buruk atau memuji pekerjaan Anda)
- Kurangnya rasa hormat
- Kurangnya kesempatan untuk berkembang
- Beban kerja yang tidak realistis
- Bayaran rendah
- Jadwal yang tidak dapat diprediksi
- Rekan kerja lolos dari perilaku yang tidak pantas
- Kritik yang tidak membangun
- Bos yang terus menerus mengancam akan memecat karyawan
- Suasana umum negatif kronis
Bagaimana lingkungan kerja yang beracun dapat memengaruhi kesehatan mental
Penelitian menunjukkan bahwa tempat kerja yang beracun termasuk pelecehan, intimidasi, dan pengucilan merupakan sumber ketegangan psikologis yang signifikan bagi karyawan dan dapat menyebabkan tingkat stres dan kelelahan yang tinggi.
Toksisitas ini juga dapat mendorong perilaku kontraproduktif di tempat kerja dan merusak efisiensi organisasi. Ini menyebabkan ketidakterlibatan di antara karyawan, menurunkan produktivitas, menghambat kreativitas dan inovasi, dan menghasilkan perputaran yang tinggi.
Menurut laporan baru-baru ini dari MIT Sloan Management Review, budaya tempat kerja yang beracun lebih dari 10 kali lebih mungkin menyebabkan karyawan berhenti dari pekerjaannya daripada gaji rendah.
Faktanya, laporan tersebut menunjukkan bahwa lingkungan kerja yang beracun adalah alasan nomor satu orang meninggalkan pekerjaan mereka selama “Pengunduran Diri Besar” pasca-COVID-19 — bukan karena kompensasi (seperti yang diyakini kebanyakan orang).
Sumber : Bisnis Indonesia
Comments