STARJOGJA.COM, Info – Kankers serviks sering ditemukan pada wanita yang sudah melakukan hubungan seksual. dr. Lusiana Irene Sp.OG Dokter Spesialis Obgin Panti Rapih mengatakan bagi yang sudah melakukan hubungan seksual sebaiknya memeriksakan serviks secara dini.
“Secara anatomi serviks kita sebut leher rahim yaitu bagian bawah dari rahim. Sehingga kanker leher rahim ya dia sel ganas yang tumbuh di leher rahim. Secara anatomi kalau tipe ada tipe sel tergantung mikroskopisnya karsinoma dan adenokarsinoma,” katanya Selasa (24/1/2023).
Lusi mengatakan penyebab utama kanker serviks dari human papilloma virus (HPV). Menurutnya serviks dapat terkena HPV karena paparan aktivitas seksual.
Baca juga : Di Sleman, Ada Ratusan Kasus Kanker Serviks dan Kanker Payudara
“Masih dini melakukan seksual dini maka akan rentan dibandingkan saat dewasa,” katanya.
Lusi menjelaskan banyak pasien terdiagnosis kanker serviks datang ke dokter saat stadiumnya sudah tinggi. Saat datang ke dokter menceritakan pendarahan vaginal habis aktivitas seksual, pendarahan disertai keputihan dan bau busuk.
“Setelah kita lihat, ternyata serviksnya sudah berubah menjadi sel kanker. Gambarannya seperti brokoli harusnya dia kecil halus tapi ini permukaannya benjol benjol. Fragile, kalau terkena dia habis aktivitas seksual maka mudah berdarah. Dia bertumbuh terus ada sel yang mati dan menyebabkan keputihan dan keluar lendir bau busuk,” katanya.
Lusi mengatakan untuk pencegahan ada sekunder dan primer. Pencegahan sekunder dapat melalui pap smear yang tidak sakit walaupun tidak nyaman.
“Pap smear gambarannya perempuan banyak pakai iud dipasang spekulum kita ambil sel dari leher rahim dengan sikat kecil, diusap leher rahimnya kita oles ke objek dimasukkan semacam liquid, nanti yang periksa dokter patologi anatomi apakah perubahan ke arah kanker atau tidak,” katanya.
Pap Smear menjadi pintu awal untuk mengetahui apakah terkena kanker serviks atau tidak. Ada lima kelas untuk mengetahui tingkat serviks tersebut.
“Ada kelas 1-5, menggambarkan kelas 1 normal, kelas 2 radang tidak khas. Kelas 3 ke arah metafrasi, kelas 4 pra dan kanker,” katanya.
Lusi mengatakan pap smear normalnya disarankan 1 tahun. Namun jika curiga dengan hasilnya maka dapat diulang 6 bulan.
“Kalau luka ke arah keganasan konsultasi ke dokter kandungan akan dilakukan biopsi terarah. Lalu dibaca oleh patologi anatomi, kalau luka kearah kanker pembuluh darah akan melebar,” ujarnya.
Sementara pencegahan primer menurut Lusi dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi dengan vaksin HPV ini kepada wanita yang belum melakukan berhubungan seksual maupun sudah aktif berhubungan seksual.
“Sejak 10 tahun dengan vaksin HPV. Vaksin ini efeknya hanya kemeng di lokasi suntikan. Diberikan tiga kali di bulan 0 selang dua bulan lalu bulan ke enam,” katanya.
Comments