Kota JogjaNews

Inflasi Tahunan DIY Bulan Maret 2023 Melandai

0
inflasi oktober
google.com

STARJOGJA.COM, JOGJA – Inflasi Tahunan DIY Bulan Maret 2023 Melandai. Tekanan inflasi DIY pada Maret terutama didorong komoditas pangan utama yaitu beras dan telur ayam ras

Inflasi tahunan DIY pada Maret berada pada level 6,11% (yoy), melandai dibandingkan inflasi tahunan Februari sebesar 6,28% (yoy) berdasarkan hasil rilis BPS. Meskipun demikian, secara bulanan, inflasi DIY Maret 2023 tercatat meningkat dari 0,27% (mtm) di Februari menjadi 0,60% (mtm). Dengan capaian tersebut, secara kumulatif, inflasi DIY tercatat 1,04% (ytd).

“Tekanan inflasi DIY pada Maret terutama didorong komoditas pangan utama yaitu beras dan telur ayam ras. Komoditas beras di tengah berlangsungnya musim panen raya, menjadi penyumbang utama inflasi DIY pada Maret 2023,” ujar Plh. Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY Rif’at Pasha.

Rif’at mengatakan kenaikan harga beras disinyalir terjadi sejalan dengan peningkatan permintaan dalam rangka menyambut bulan puasa Ramadan dan penyaluran bansos. Selain itu ada pemberlakuan kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Harga Eceran Tertinggi (HET) baru terhadap gabah dan beras.

“HET beras medium di daerah Jawa menjadi Rp10.900 per kg dari sebelumnya Rp9.450 per kg, sementara HET beras premium menjadi Rp13.900 per kg dari sebelumnya Rp 12.800 per kg. Kondisi yang sama terjadi pada komoditas telur ayam ras. Telur ayam ras mengalami kenaikan selaras dengan peningkatan permintaan menyambut bulan puasa serta penyaluran bansos,” tuturnya.

Selain itu, Rif’at menyatakan yang memberikan sumbangan inflasi adalah angkutan udara dan bensin. Tarif angkutan udara meningkat seiring naiknya permintaan pada momen libur cuti bersama Nyepi. Sementara, kenaikan harga pada bensin, terjadi terutama untuk jenis Pertamax dan Pertamax Turbo, didorong kebijakan penyesuaian harga BBM pada 1 Maret 2023.

“Peningkatan laju inflasi tertahan penurunan harga komoditas pangan lainnya, seperti bawang merah, minyak goreng, dan cabai merah. Berdasarkan hasil data Survei Pemantauan Harga (SPH) DIY, komoditas bawang merah mengalami penurunan sejak berlangsungnya panen bawang merah pada beberapa wilayah di DIY sejak bulan lalu, seperti Bantul dan Kulonprogo,” jelas Rif’at.

Mencermati kondisi terkini dan mengantisipasi risiko inflasi ke depan, terutama menyambut momen bulan puasa serta Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri, Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY terus bersinergi mencermati kondisi inflasi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, serta memperkuat koordinasi guna menjaga inflasi tetap rendah dan stabil. TPID DIY telah melakukan koordinasi dan merencanakan program strategi melalui High Level Meeting pada 15 Maret lalu yang dipimpin langsung oleh Gubernur DIY.

Upaya sinergi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan TPID akan terus dilanjutkan dan difokuskan di antaranya melalui Operasi Pasar dan Gelar Pangan Murah, serta pemantauan harga secara intensif menjelang HBKN Idul Fitri. Selain itu, Kerjasama Antar Daerah (KAD) pun diperluas, di antaranya KAD antara Kabupaten Sleman dan Kabupaten Blitar untuk komoditas telur ayam ras, serta KAD antara Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Nganjuk dalam pemenuhan kebutuhan bibit bawang merah.

” Hal-hal tersebut tersebut merupakan perwujudan komitmen Bank Indonesia, Pemerintah, serta seluruh stakeholder guna mencapai inflasi 2023 sesuai kisaran targetnya sebesar 3,0%±1%,” tutupnya.

BMKG : Mayoritas Wilayah Indonesia Berpotensi Hujan Lebat

Previous article

Ini Trend Busana Lebaran Tiga Tahun Terakhir

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Kota Jogja