Ia menyebutkan ada baiknya masyarakat bisa melakukan pemesanan kamar hotel di puncak masa liburan secara langsung dan tidak menggunakan layanan dari pihak ketiga.
“Saya sarankan pesannya jangan dari Online Travel Agency (OTA), kenapa? Karena pasti sekarang sudah habis dipesan. Nah baiknya langsung reservasi ke hotel tujuan,” kata Haryadi saat ditemui di Jakarta, Selasa (11/4) malam.
Menurutnya, peluang untuk mendapatkan kamar hotel lebih besar karena rata-rata hotel menyiapkan bagian yang lebih besar untuk pemesanan yang dilakukan secara langsung dengan persentase bagian sekitar 70 persen. Sedangkan untuk pemesanan melalui OTA, biasanya hotel-hotel hanya menjatuhkan kuota sebesar 30 persen.
Lebih lanjut, Haryadi menyebutkan lebih baik pemesanan segera dilakukan sehingga masyarakat tidak kehilangan kesempatan untuk menginap di hotel pilihannya mengingat tren transaksi masyarakat kini sudah berubah.
Menurutnya masyarakat kini cenderung lebih terencana dan menyiapkan kebutuhan akomodasi mudiknya dari jauh-jauh hari.
“Kalau bisa lebih cepat ya lebih baik, karena kalau terlambat mungkin hotel-hotel di kota favorit mudik sudah habis kuotanya,” katanya.
Secara umum, Kementerian Perhubungan memperkirakan akan ada sebanyak 123,8 juta masyarakat yang melakukan mudik di lebaran 2023.
Kemenparekraf pun memperkirakan selama lebaran 2023 tercipta sebanyak 300-500 juta pergerakan wisatawan nusantara di pusat-pusat wisata hingga sentra ekonomi kreatif. Untuk libur lebaran 2023, PHRI memperkirakan puncak okupansi hotel-hotel akan terjadi pada hari kedua lebaran tepatnya pada 23 April 2023.
Meski begitu secara kapasitas PHRI meyakini kapasitas hotel secara nasional yang berjumlah 800 ribu kamar, bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin berwisata dan melancong di libur lebaran 2023.
Comments