STARJOGJA.COM, Kecoak merupakan salah satu jenis serangga yang banyak ditemui di mana pun, termasuk di dalam rumah. Serangga ini sudah ada di Bumi selama jutaan tahun. Kecoak tumbuh di lingkungan yang kotor atau tidak higienis dan mampu bertahan hidup tanoa makanan hingga 30 hari, tanpa udara selama sekitar 45 menit, dan terendam air selama 30 menit.
Serangga ini merupakan omnivora yang memakan berbagai makanan, termasuk plastik. Hal yang mungkin membuat kecoa mampu bertahan adalah mikrobioma usus kecoa dan/atau metabolitnya.
Walaupun kecoak termasuk hewan sering dihindari dan ditakuti karena tinggal di tempat kotor, ternyata kecoa memiliki beberapa manfaat, khususnya manfaat kesehatan. Kecoak juga menjadi bahan dari pengobatan tradisional di China.
Ekstrak dan metabolit mikroba usus kecoak dapat menjadi molekul bioaktif baru yang berpotensi terapeutik untuk kepentingan kesehatan manusia dan berpotensi digunakan sebagai probiotik.
Ruqaiyyah Siddiqui dalam penelitiannya bersama dua peneliti lain menuliskan bahwa kecoak memiliki kemampuan untuk kebal terhadap paparan kontaminan atau infeksi mikroba dan patogen lainnya karena memiliki lektin dan antimikroba di rongganya.
Antimikroba ini perlu dipelajari lebih lanjut karena bisa berpotensi menjadi terobosan baru dalam dunia medis, seperti antibiotik baru yang dapat berguna bagi manusia.
Banyak studi yang hasilnya menunjukkan bahwa metabolit bakteri usus kecoa dapat dikembangkan menjadi antibiotik atau probiotik yang efektif untuk digunakan sebagai pengobatan atau pencegahan terhadap patogen yang resistan terhadap obat, yang dapat mengatasi krisis kesehatan masyarakat utama yang kita hadapi saat ini.
Dari Asma Hingga Kanker
Saat ini, terdapat 50 molekul antibakteri yang diekstraksi dari serangga, termasuk kecoak, yang digunakan dalam bidang medis. Hal itu digunakan sebagai terapi terhadap beberapa penyakit, seperti malaria dan asma.
Dalam jurnal Applied Entomology and Zoology juga mencatat bahwa tidak hanya antibakteri, kecoak juga memiliki kemampuan untuk menahan radiasi dan kondisi hidup mereka yang berada di lingkungan penuh dengan polutan, seperti bahan kimia, jejak logam berat, dan mikroorganisme menular, membuat mereka dapat menjadi penghambat perkembangan tumor.
Adapun obat tradisional menggunakan cacing kering dan kecoa dewasa yang memiliki fungsi sebagai pengobatan potensial untuk beberapa penyakit karena efek farmakologisnya, seperti stabilisasi tekanan darah, detoksifikasi, peningkatan kekebalan, dan lainnya. Kecoak mengandung peptida antimikroba yang dapat digunakan untuk mengobati dan merangsang pemulihan hati setelah infeksi hepatitis B dan juga dalam pengobatan penyakit Newcastle (ND).
Selain itu, kecoak juga berperan dalam pengobatan tradisional untuk kondisi kesehatan lainnya, meliputi penyakit jantung, asma, kondisi pencernaan, maag, luka bakar, dan yang kanker. Pengobatan kanker biasanya mengandalkan kemoterapi, radioterapi, terapi sel induk, dan pilihan serupa lainnya. Namun, resistensi obat, beberapa komplikasi, dan efek berbahaya bisa didapatkan dari jenis pengobatan kanker yang saat ini digunakan secara rutin.
Oleh karena itu, komunitas medis telah mencoba berinovasi dalam menemukan dan mengembangkan pengobatan antikanker baru yang tidak membahayakan, mengorbankan, atau menekan sistem kekebalan pasien. Secara khusus, pasien kanker mendapat manfaat dari Pengobatan Tradisional China (TCM) yang menggunakan tanaman dengan sekresi serangga, termasuk kecoa, yang telah terbukti memiliki sifat antikanker.
Salah satu sifat antikanker kecoak berhubungan dengan ekstraknya yang menargetkan protein resistensi multi-obat dan protein resistensi kanker payudara yang membalikkan efek resistensi obat pada sel dan meningkatkan kemungkinan pengobatan kanker yang berhasil. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Baca juga : Mom Shaming, Seberapa Sering Para Ibu mengalaminya?
Comments