STARJOGJA.COM, Info – Pemerintah Kabupaten Sleman menggelar Festival Karawitan tingkat Kabupaten Sleman pada 13-14 mei 2023. Agus Priyono Juri Karawitan Tingkat Sleman mengatakan festival karawitan antar kecamatan ini akan dilaksanakan di Gedung Kesenian Kabupaten Sleman.
“Mulai pukul 09.00 WIB sampai selesai. Harapannya antusias warga Sleman datang berbondong bondong, ini untuk umum untuk masyarakat Sleman,” katanya kepada Star FM.
Acara tahunan ini sempat tidak diselenggarakan karena pandemi, namun kini festival ini kembali dilaksanakan. Agus mengatakan setiap kecamatan akan diwakili satu perwakilan.
“Ada 17 kecamatan, per kecamatan itu satu dibatasi 25 orang satu perangkat. Nanti yang menang di kabupaten maju di tingkat provinsi,” katanya.
Agus mengatakan setiap peserta di festival karawitan tingkat Kabupaten Sleman akan menampilkan 3 gendhing, mulai gendhing wajib dan gendhing dolanan. Beberapa hal yang mendapat penilaian adalah penampilan, harmoni hingga teknik permainan instrumen.
“Ada gendhing wajib ada dua lalu pilihannya ada satu gendhing dolanan, wajibnya ada Ladrang Kenyo Wibowo, dan Jineman Uler Kambang lalu pilihannya pilih satu dia harus menampilkan 3 gendhing,” katanya.
Setiap peserta diberikan waktu untuk menampilkan gendhing. Agus mengatakan untuk penilaian sebenarnya sama dalam penilaian di dalam seni tari yang menekankan pada konsep wiraga, wirama dan wirasa.
“Satu gendhing itu sudah tertentu misalnya gendhing ada bagian a, b dan c. bagian a berapa kali , b berapa kali sudah dihitung menitannya. Karena ini live maka bisa lima menit atau enam menit. kalau lebih ga mungkin,” katanya.
Agus mengatakan tujuan festival karawitan ini untuk melihat perkembangan karawitan di kecamatan. Sebab, tolak ukur kemajuannya di situ sehingga karawitan tidak mati suri dan ditinggalkan di tiap kecamatan.
” Peranan masyarakat di dalam karawitan sangat dibutuhkan di Dinas Kebudayaan Sleman pernah mengasih alat gamelan di setiap kecamatan harapannya masyarakat turut menyangga atau benteng. Syukur ada regenerasi,” katanya.
Agus mengatakan istilah karawitan sebenarnya muncul di keraton Surakarta di Kepatihan tahun 1920. Saat itu keraton Surakarta mendirikan kursus karawitan untuk umum dan membuat istilah karawitan menyebar hingga saat ini.
“Karawitan itu dulu ada hanya ada di dalam istana, fungsinya untuk upacara dan penyambutan tamu,” katanya.
Agus mengatakan tata nilai karawitan untuk generasi milenial banyak sekali. Hal ini terlihat ketika ada remaja yang menggeluti karawitan atau seni lainnya dengan remaja yang tidak menggelutinya.
“Beda sekali remaja menggeluti karawitan atau seni mengandung unsur olah rasa. Berbeda dengan remaja yang tidak mengenal sama sekali karawitan itu karakternya berbeda,” katanya.
Agus berharap dengan banyak event karawitan di beberapa daerah dapat meningkatkan antusiasme masyarakat. Sebab peran penting masyarakat sangat dibutuhkan dalam menjaga budaya ini.
.”Event berikutnya lebih maju lagi dan generasi selanjutnya itu ada bermunculan baik anak anak remaja dewasa. Dulu tidak senang jadi senang dengan adakan festival itu semakin maju dan berkembang,” katanya.
Comments