STARJOGJA.COM, Info – Mau membeli kaos polo dengan harga murah namun kualitas brand di mall alias mewah tentu pilihannya Ozzy Clothing Jogja. Bintang Austerity Marketing Communication Ozzy Clothing mengatakan Ozzy Clothing ini adalah distributor sekaligus produsen kaos polo di Yogyakarta dan memiliki 3 outlet yaitu di Jalan Ki Penjawi, di Maguwo dan di Jalan Kabupaten dan akan bertambah lagi.
“Ozzy Clothing concern di kaos polo polos dan ada kombinasi, selanjutnya ada custom salah satunya kemeja corporate ada jaket rompi celana training dan banyak lagi,” katanya kepada 101,3 Star FM.
Bintang mengatakan di Ozzy Clothing ada berbagai layanan permintaan calon pembeli. Pertama dan juaranya adalah bordirannya yang banyak banget sesuai jargon ‘bordir sesukamu’.
“Warnanya banyak, 20 plus plus kita polos ada gradasi warna lengkap. Warna gemes masa kini, pastel. Per 1 mei ada kenaikan di angka Rp 55 ribu ada tambah bordir ada charge lagi, tapi per pcs nya Rp 55 ribu,” katanya.
Bintang mengatakan pemimpin perusahaannya sangat paham dan detail terkait kain sehingga memberikan yang terbaik bagi pelanggan dan pembeli. Terlebih jahitannya juga awet dan jelas keren.
“Beliau (Dirut Ozzy) effortnya jor joran beliau meneliti kain dan levelnya brand sudah di mall tapi kita harganya ramah di kantong tapi kualitasnya di mall,” katanya.
Sejarah dan Cerita Bisnis Ozzy Clothing Jogja
Henry Kurniawan Direktur Utama Ozzy Clothing mengatakan awal mulanya memulai bisnis ini adalah kepepet. Karena saat itu ia sudah tidak memiliki kedua orang tua.
“Papa mama dah ga ada mau ga mau ya coba deh buka kaos polo dulu reseller dari tanah abang ambil beberapa model lalu jual di Jogja dan bordirnya juga lempar. Setelah selesai didistribusikan. Seiring berjalan waktu punya mesin dan pabrik sendiri,” katanya.
Henry mengaku memulai bisnis ini saat di bangku semester 7 setelah KKN langsung memulai bisnis kaos polo. Sebelum terjun di bidang kaos ini ia pun pernah menjadi agen asuransi.
“Outlet masih murah kontrak setahun 6 juta kayak kios hape di Maguwo itu pertama dan sejarah. Ini jalan tuhan dulu kan reseller sampai punya mesin sendiri kenapa tidak nyoba bikin polo sendiri, kalau kita ambil di toko kain tidak ada beda,” katanya.
Seiring berjalan waktu ia memulai bisnis kaos polo dan mulai mengembangkan usahanya. Ia pun mulai mengakses pabrik kain untuk mendapatkan kain yang terbaik.
“Aku ga punya akses ke pabrik kain. aku datang ke pabrik Aa kok dia nyodorin ini aja, kalau mau bikin kerahnya tapi kok kontak pabrik, jadi pabrik ini dia bisa bikin kain dan kerah juga. Dari sana jadi kain yang ok di lab kan di pabrik ini kita bikin persis kita beli polo brand besar kita bongkar harganya memang Rp 55 ribu tapi barang kualitasnya lebih dari Rp 55 ribu,” katanya.
Henry mengatakan bagi para pengusaha atau yang ingin memiliki usaha agar tidak pernah diam untuk memulai sesuatu. Jika hanya diam dan tidak pernah bergerak untuk memulai usaha maka tidak akan ada jalan.
“Dulu belum punya kepikiran punya outlet pabrik dll tapi setelah dijalani terus kok ada lagi kok ketemu lagi. Gitu terus selama tekun konsisten pada apa yang kita pahami, kita gali terus nanti pasti ketemu ketemu satu titik nanti ketemu titik lain lagi, lagi dan lagi gitu terus,” katanya.
Ia pun mengaku pernah naik turun dalam berbisnis,namun tidak pernah menyurutkan semangatnya dalam berbisnis. Menurutnya inilah dinamika berbisnis termasuk saat berada ‘di bawah’.
“Merintis dapat orderan 100 pcs dia ninggal ktp sampel mau order 100 pcs. Tapi posisinya reseller dari tanah abang, ketika sudah fix aku prepare ke suplayer aku pesennya lebih dari 100 pcs untuk spare ukuran aku pesen 150 pcs sampai barangnya ke Jogja setelah sampai orangnya yang pesen bilang ga jadi pesen,” katanya.
“Waktu itu uangnya habis ga bisa muterin barang lagi, nangis aku. ini gimana nyetok barang segini langsung dibatalkan, jalan tuhan let (selang) beberapa hari ada yang mesen, ada yang memesan sejumlah yang aku pesan tadi. Seperti dikasih suara tuhan hen peseno ini, akan ada yang pesan tapi lewat orang yang tidak pesen dulu,” katanya.
Ia pun menceritakan tidak lama, di Desember 2022 ia ditinggalkan tukang potong, penjahit dll. Padahal ia sudah memberikan fasilitas yang baik kepada pekerjanya.
“Tiba tiba gone, semuanya hilang yang bagian jahit, tapi aku kecewa kita kasih terbaik ke mereka kita kasih mess sudah istimewa tapi ternyata masih ada aku kurang dihargai. Aku tidak tinggal diam aku buka loker yang datang dari pabrik besar masuk satu bulan untuk trebound. Dulu 300-500 sekarang bisa produksi 1500,” katanya.
“Jadi ini ada maksudnya ternyata ini cara tuhan mengeluarkan orang yang tidak bisa jalan bareng sama kamu. ini caranya mengeluarkan duri duri diganti sama tuhan yang lebih baik. semua yang terjadi ada hikmahnya selam kita tidak putus asa, kalau kita terus maju.”
Comments