STARJOGJA.COM, Info – Banyaknya orang yang terkena penyakit stroke sehingga penyakit ini dikenal masyarakat. Namun banyak masyarakat yang belum mengetahui deteksi dini penyakit stroke ini.
dr. Mawaddah Ar Rochmah, PhD, Sp.N Departemen Neurologi FK-KMK UGM mengatakan stroke adalah suatu penyakit gawat darurat di bidang neurologi yang merupakan penyakit akibat gangguan aliran darah, bisa karena penyumbatan ataupun pecahnya pembuluh darah. Sehingga menyebabkan defisit neurologis yang timbul mendadak dan berlangsung minimal selama 24 jam.
“Karena pembuluh darah tersumbat, harusnya otak dapat aliran darah kesana dia tidak dapat ni, karena sumbatan. kedua karena pembuluh darah pecah, akibatnya harusnya darahnya ke otak yang butuh makanan oksigen dia tidak dapat,” katanya di Health Talk Show with FKKMK UGM di 101,3 FM.
Rochmah mengatakan secara umum, faktor risiko stroke dibagi menjadi dua, yaitu faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor risiko stroke yang tidak dapat dimodifikasi meliputi usia, jenis kelamin, dan genetik. Sedangkan, beberapa contoh faktor risiko yang dapat dimodifikasi di antaranya adalah hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, asam urat, obesitas, merokok, dll.
“Faktor risiko lain seperti genetik jenis kelamian bisa menyebabkan stroke tidak hanya di usia tua tapi muda dan anak anak juga bisa,” katanya.
Gejala klinis yang muncul dari pasien yang mengalami stroke biasanya sesuai dengan area otak mana yang aliran darahnya terhambat akibat adanya sumbatan ataupun pecahnya pembuluh darah. Karena otak mengatur seluruh fungsi sensoris, motoris, dan otonom tubuh, maka gejala yang bisa ditimbulkan pada stroke bisa cukup luas.
“Gejala stroke cukup luas, otak mengatur semua fungsi tubuh kita. bergerak melihat dan semuanya diatur oleh otak tergantung bagian mana yang diatur oleh otak yang terkena. kita membaginya jembatan keledai “SeGeRa Ke RS”. Se nya itu senyum tidak simetris. itu salah satu tanda. Ge itu gerakan gerakan melemah, tadinya bisa angkat tangan ternyata tidak bisa itu salah satu tanda. Ra itu ra itu bicara tiba tiba pelo, atau tidak bisa ngomong atau tidak paham dengan pembicaraannya.”
“Ke itu kebas kalau bahasa jawanya nggedibel (kesemutan). R itu rabun dan S nya itu sakit kepala yang hebat yang kita rasakan tapi sebenarnya masih banyak. Jadi stroke itu bedanya adalah mendadak,” katanya.
Stroke itu sifatnya mendadak sehingga tidak bisa dideteksi lebih awal hanya mengetahui gejala awal. Sebab saat ini anak muda di usia 30-an sudah terkena stroke.
“Sekarang usia muda sudah mulai ada terkadang pasien baru tahu. Ternyata saya ada tensi tinggi ada gula itu setelah dia stroke. Nah itu kepedulian kesehatan terhadap diri sendiri itu masih kurang,” katanya.
Rochmah mengatakan karena stroke adalah suatu kasus gawat darurat yang penanganannya sangat tergantung waktu, maka hal pertama yang harus dilakukan jika mencurigai seseorang menderita stroke adalah menghubungi fasilitas Kesehatan terdekat sesegera mungkin. Dengan berada di fasilitas kesehatan yang memadai, maka pasien yang dicurigai stroke tsb bisa segera diperiksa, utamanya untuk membedakan stroke yang dialami adalah stroke sumbatan atau stroke perdarahan (akibat pecahnya pembuluh darah).
“Pasien akan menjalani pemeriksaan klinis, laboratorium, dan radiologi. Pemeriksaan klinis untuk mengetahui tanda-tanda vital (tekanan darah, suhu, respirasi, dan denyut nadi) serta keparahan gejala stroke yang dialami. Pemeriksaaan laboratorium untuk mengetahui faktor risiko stroke dari parameter dalam darah (kadar gula darah, kolesterol darah, faktor pembekuan darah, dll),” katanya.
Comments