STARJOGJA.COM, SLEMAN – Ada banyak kisah menarik dari pengguna si legend L300. Ini salah satunya. Cerita Pengusaha Material Pakai L300, Armadanya Tangguh Meski Sudah Usia 36 Tahun
Mitsubishi L300 seolah menjadi legenda bagi para pengguna mobil niaga khususnya pikap di Indonesia. Mobil ini menjadi andalan para pengusaha lintas generasi.
Tak sedikit di antara mobil L300 yang saat ini banyak berkeliaran di jalanan sudah masuk kategori motor tua bangka.
Mobil yang kerap disapa Elsapek ini dianggap minim kelemahan. Perawatan yang mudah dan murah membuat para L300 mania ini enggan meninggalkan aset kendaraan meskipun usia kendaraannya sudah tua. Mobil ini tetap diandalkan untuk bermobilitas mendukung usaha dan bisnis pemiliknya. L300 Armadanya Tangguh
Seorang pengusaha percetakan batako dan jual beli material asal Ngadirojo II RT 001/RW I, Purwomartani, Kalasan, Sleman, Sri Susanto, 44, menceritakan pengalamannya mengembangkan bisnis material, yang salah satunya berkat ketangguhan L300 yang menemani usahanya setiap hari.
Yang menarik dari perjalanan usahanya adalah armada L300 yang masih sanggup menempuh mobilitas tinggi dengan performa mesin yang bandel, pada usia hampir 37 tahun. Mobil yang dia pakai adalah L300 diesel keluaran tahun 1986. Mobil tua.
Seperti disampaikan Sri kepada Solopos.com beberapa hari lalu, dia mengenal L300 sejak usia 7 tahun. Dia tahu L300 dari bapaknya yang merupakan pengusaha jasa angkut dan sudah menggunakan L300 bensin untuk mencari nafkah.
“Dari situ saya kenal L300. Nah, di awal saya memulai usaha material, waktu itu saya belum punya L300 sendiri. Saat itu masih sewa, pinjam sana sini, tapi waktu sering sekali dapatnya mobil niaga yang lain,” kata Sri.
Ketika dapat mobil niaga selain L300, Sri merasa ada yang kurang dari usahanya.
“Karena tenaganya yang kurang, jadi nggak mendukung gitu. Makanya pada akhir 2007 itu, saya berusaha gimana caranya saya harus punya L300 sendiri,” tutur Sri.
Pilihan armada jatuh pada L300 merujuk pada pengalaman bapaknya dulu yang juga pakai L300. Dari awal Sri mengaku sudah cinta sama L300 karena body yang elegan, dan L300 adalah satu-satunya pikap yang sejak 1982 hingga saat ini tidak banyak perubahan dari sisi body.
Usaha Sri terus berkembang hingga saat ini sudah hampir 16 tahun berjalan. Sri kini punya dua unit L300. Satu unit L300 adalah keluaran 1986 dan satu lagi keluaran 2012.
Satu unit tahun 1986 yang dia miliki masih sangat bisa diandalkan. Dia membelinya 4-5 tahun yang lalu dalam kondisi “ndongkrok” seharga Rp15 jutaan.
Setelah diperbaiki, kini L300 tahun 1986 itu menjadi mobil andalan untuk berpetualang ke lereng Merapi cari material pasir. Dalam sehari, mobil itu bisa 4-5 kali bolak balik Kalasan-Merapi-Kalasan atau Kalasan-Merapi-konsumen.
“Bahkan kalau permintaan sedang tinggi, dalam sehari bisa bolak balik angkut material 5 – 7 kali sehari.”
Selain itu, daya angkut kendaraan juga masih sangat oke. Meskipun mobil tua, tapi masih sangat tangguh membawa muatan hingga 3 ton.
Membeli mobil keluaran tahun tua, yakni 1986, sebenarnya punya risiko tinggi khususnya dari segi perawatan. Tapi, tidak dengan L300. L300 diesel ini, pemakaian sparepart-nya tidak pernah berubah sampai sekarang.
“Jadi kalaupun trouble, perawatannya sangat gampang. Biarpun mobil tua, tapi pakai sparepart baru masih bisa.”
Sesekali “rewel”, itu lumrah. “Tapi pas rewel-pun dandanane [perbaikannya] gampang. Bisa diatasi sendiri nggak harus bentar-bentar ke bengkel.”
Prinsip merawat L300 juga secara umum sangat mudah. Kalau menurut Sri, yang penting tidak telat ganti oli, tidak telat isi bahan bakar, dan rutin mengganti isi air radiator itu sudah cukup menjaga “kesehatan” armada L300 yang usianya sudah lebih dari dua dekade itu. “
Sama seperti Sri Susanto. Pengguna L300 asal Desa Rembangan, Panjatan, Kulonprogo, Harjono, 37, juga punya pengalaman menarik menggunakan L300 keluaran tahun 1990.
“Waktu itu tahun 2004, saya beli L300 second keluaran 1990. Usaha saya waktu itu masih supplier material. Kapasitas angkut armada L300 itu pas untuk usaha ini. Meskipun usia mobil sudah hampir 15 tahun, performanya masih sangat tangguh,” kata Harjono.
Comments