Kab GunungkidulNews

Pemkab Gunungkidul tidak perlu tetapkan KLB antraks

0
gunungkidul klb antraks
FOTO : harian jogja

STARJOGJA.COM, JOGJA – Pemkab Gunungkidul tidak perlu tetapkan KLB antraks. Demikian dikatakan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul, tidak perlu menetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atas kasus antraks yang berkembang di wilayah itu.

“Namun demikian, penanganan harus intensif,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo seperti dikutip dari antaranews.com.

Ia mengakui terkejut dengan kasus antraks di Gunungkidul. Tapi antraks setiap tahun ada dan tidak bisa hilang, katanya. Spora antraks bisa bertahan bertahun-tahun. Konon bisa 50 tahun spora antraks bisa bertahan.

Kasus antraks di Indonesia sendiri tidak separah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan LSD pada hewan ternak. Hal yang mengejutkan, kata dia, adalah mengkontaminasi manusia dan menyebabkan meninggal dunia.

Dari deteksi Kementerian Pertanian (Kementan), kata dia, kasus antraks yang menyebabkan manusia meninggal dunia hanya ada di Gunungkidul. Untuk menangani hal tersebut Kementan menerapkan tiga agenda yang perlu dilaksanakan di semua daerah.

Setiap ada antraks harus ada agenda penanganan darurat atau SOS. Salah satunya, hewan ternak yang mati akibat antraks tidak boleh disentuh, tapi langsung dibakar dan dikubur.

Langkah kedua, daerah di sekitar lokasi antraks sampai radius 200 meter harus diisolasi penuh. Kemudian wilayah itu dijaga oleh puskeswan. Dokter hewan di setiap wilayah memiliki standar pelaksanaan.

“Di Gunungkidul ada kontraksi yakni hewan positif antraks yang telah dikubur digali kembali dan dagingnya dikonsumsi masyarakat,” kata Mentan Syahrul.

Ia mengatakan kasus antraks di Gunungkidul sebagai peringatan bagi semua pihak bahwa tidak boleh diabaikan.

Untuk itu Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan langkah terpenting selanjutnya dalam penanganan antraks adalah memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana kejadian antraks langsung disikapi dengan cepat.

Hewan yang terkena antraks itu memiliki gejala klinis seperti demam dan mulut berbusa. Kondisi semakin parah, dalam waktu satu sampai dua hari bisa langsung mati. “Hal ini yang perlu diberikan edukasi kepada masyarakat,” katanya.

Ini Tips Aman Gunakan Transportasi Online di Malam Hari

Previous article

Wakil Ketua DPRD DIY Suharwanta Meninggal Dunia

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *