“Dan ke depan kemiskinan yang sudah turun signifikan ini akan terus kita turunkan. Dan hingga 2025, mudah-mudahan angka kemiskinan sudah harus di bawah dua digit, atau di bawah 10 persen,” katanya.
Dia juga mengatakan angka kemiskinan ekstrem yang saat ini masih dua persen atau sekitar 25 ribu jiwa warga Bantul dapat diatasi hingga pada 2024.
Ia mengatakan untuk menanggulangi masalah kemiskinan harus dikeroyok bersama-sama dengan dinas terkait, karena kemiskinan juga sektoral, ada yang terdapat di sektor pertanian, dan sektor industri serta pariwisata.
“Artinya orang yang bekerja di sektor ini ada yang miskin, maka dinas-dinas yang mengampu sektor sektor ekonomi ini harus memiliki program yang kuat, dan sasaran tepat,” katanya.
Bupati Abdul Halim juga mengatakan pelatihan pelatihan yang tidak bisa secara signifikan mampu menekan kemiskinan juga harus dievaluasi, bantuan bantuan yang tidak signifikan mampu memberdayakan masyarakat harus dilakukan peninjauan ulang.
“Jadi kita me-‘review’ (meninjau ulang) total program-program baik dari pusat, dari DIY, maupun dari Bantul dan kelurahan, jadi mari kita cari cara-cara yang efektif itu apa,” katanya.
Ia mengatakan pemerintah daerah juga tidak kurang-kurang melakukan fasilitasi dengan mengerahkan anggaran yang besar, dan dengan peninjauan ulang dan perbaikan anggaran itu, angka angka kemiskinan secara konsisten terus menurun.
“Dan yang paling penting lagi partisipasi masyarakat Bantul sangat luar biasa, sangat besar, program pemerintah tidak cukup tanpa partisipasi, maka budaya gotong royong, tolong-menolong sampai kapan pun harus kita pertahankan,” katanya.
Comments