STARJOGJA.COM, Panas ekstrem memicu respons fisiologis untuk membantu tubuh beradaptasi dan bertahan hidup terutama, keringat dan pelebaran pembuluh darah yang dekat dengan permukaan kulit.
Hal ini menyebabkan jantung bekerja lebih keras dan lebih cepat untuk mempertahankan aliran darah yang cukup ke organ vital. Beban kerja yang meningkat ini memberi tekanan tambahan pada jantung.
Resiko ini meningkat ketika orang melakukan aktivitas dengan output kardiovaskular yang tinggi, seperti lari jarak jauh atau berjalan jauh. Dalam suhu yang lebih panas, orang dapat dengan mudah mengalami dehidrasi, yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Dehidrasi dapat menyebabkan sindrom yang dikenal sebagai sinkop, di mana seseorang kehilangan kesadaran karena kekurangan darah ke otak. Selain cuaca panas ekstrem, cuaca dingin juga berdampak buruk pada kesehatan.
“Cuaca dingin menginduksi vasokonstriksi, mempersempit pembuluh darah, dan akibatnya meningkatkan tingkat tekanan darah dan mengurangi suplai oksigen ke jantung,” kata Dr. Raj Dasgupta, MD, dokter bersertifikat quadruple-board dan Kepala Penasihat Medis untuk Sports Illustrated Showcase.
Saat tubuh Anda bekerja untuk membuat Anda tetap hangat, itu menambah tekanan pada jantung Anda. Suhu dingin yang berkepanjangan dapat menyebabkan seseorang lebih sering berada di dalam dan duduk. Dalam cuaca dingin, seorang pasien bisa tidak bergerak selama berbulan-bulan lalu tiba-tiba melakukan aktivitas kardiovaskular dengan output tinggi.
Sumber : Bisnis.com
Baca juga : The Gorgeous 14th StarFM 101.3FM
www.starjogja.com/2023/08/01/the-gorgeous-14th-starfm-101-3fm/
Comments