Lifestyle

Bijak Dalam Mengelola Sampah Lewat Gerakan Mbah Dirjo 

0
pembuang sampah sleman
hilirisasi pengolahan sampah (Foto : Freepik)
STARJOGJA.COM, Info  – Banyaknya tumpukan sampah yang berserakan di sepanjang trotoar kota Yogyakarta merupakan akibat dari penutupan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan. Ahmad Haryoko, S.E.,M.Si, Kabid Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta mengatakan pemerintah ingin masyarakat untuk bisa melakukan pengelolaan sampah secara mandiri.
“Ini yang kami mohon kepada masyarakat untuk bisa di seluruh Kota Yogyakarta khususnya untuk bisa melakukan pengelolaan sampah secara mandiri terlebih dahulu semenjak dari rumah semaksimal mungkin untuk dapat dikelola sendiri,” katanya kepada Star FM.
Ia juga mengatakan jika memang harus membuang residu, pemerintah sudah
menyiapkan depo-depo sampah. Jadwal pembuangan sampah yang telah pemerintah tentukan lokasinya pun sudah diinformasikan melalui media sosial dan media-media lainnya. Haryoko mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya dalam pengelolaan sampah ini salah satunya adalah “Mbah Dirjo” yakni sebuah gerakan turunan untuk mengantisipasi adanya sedikit permasalahan di TPST Piyungan.
“Yakni limbah sampah dikelola dengan biopori ala Jogja. Sebisa mungkin masyarakat itu dapat menerima misi pemerintah kota Yogyakarta dalam mengantisipasi TPA Piyungan ini ditutup sampai dengan 5 September,” katanya.
Ia juga mengatakan dengan adanya gerakan ini dapat mengajak masyarakat untuk mengelola sampahnya sendiri sejak dari rumah. Selain masyarakat yang mempunyai lahan, masyarakat yang tidak punya lahan pun bisa menerapkan gerakan ini.
“Kalau memang tidak mempunyai lahan ya komunal, bersama-sama dilakukan paling tidak lima sampai enam rumah membikin lubang biopori, tapi ya jangan terus dibakar,” katanya.
Haryoko mengatakan gerakan Mbah Dirjo ini memberi manfaat untuk masyarakat yakni membantu dalam mengkonservasi air.

“Biopori ini saat musim hujan dia ini akan menyimpan air dan nanti air ini akan sangat bermanfaat di musim kemarau, jadi insya allah kalau memang banyak biopori maka air tanah kita di Kota Yogyakarta tidak akan kekeringan. Jadi isu Jogja asap itu tidak akan ada lagi,” katanya.

Terkait edukasi sampah rumah tangga ke masyarakat, Haryoko mengatakan selain melalui bank sampah, pihaknya juga mendorong untuk masing-masing rumah tangga membuat pengolahan secara organik di rumah sekalipun di lokasi yang sangat sempit.
“Kalau memang masyarakat membutuhkan edukasi untuk mengolah sampah
organiknya silahkan untuk rawuh ke Laron Sarungan di TPS 3R Nitikan di kelurahan Sorosutan,” katanya.
Selain itu, ia mengatakan masyarakat harus disiplin memilah dan disiplin pada saat jam buang sampah di depo sampah. Pihaknya juga berusaha untuk tidak membatasi namun berusaha memberi solusi bagi masyarakat.
Kebiasaan pengelolaan sampah harus dilakukan secara terus menerus dan tidak hanya pada saat darurat sampah saja. Sampah-sampah rumah tangga juga harus dikelola sesuai regulasi agar tidak menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya.
Penulis :  Rafa Hanin Nadira
Bayu

G-Pluck Beatles Kibarkan Bendera Indonesia di Inggris Raya

Previous article

Astra melalui YDBA Hadirkan 32 Produk UMKM binaan YDBA dalam 7 Zona

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Lifestyle