STARJOGJA.COM, Info – Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Dafri Agussalim, mengatakan Indonesia menjadi Ketua ASEAN dapat menawarkan solusi konflik di Myanmar dan penyelesaian sengketa Laut China Selatan dengan negara Tiongkok. Sehingga penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta menjadi momentum Indonesia menunjukkan pengaruh.
Disamping membawa misi untuk memperkuat posisi tawar Indonesia dalam perdagangan dunia setelah digugat oleh Uni Eropa di WTO terkait kebijakan hilirisasi pelarangan ekspor bijih nikel ke luar negeri.
“Kawasan ASEAN ini menjadi ajang persaingan dari negara-negara besar untuk memperebutkan pengaruh ekonomi, politik dan keamanan. Tidak heran, banyak negara (di luar ASEAN) yang hadir untuk kepentingan mereka,” kata Dafri, Kamis (7/9).
Meski ASEAN menjadi daya tarik bagi negara besar, namun Dafri menilai ASEAN belum mampu mengatasi konflik yang terjadi di kawasan regionalnya sendiri. Dosen Fisipol UGM ini menyebutkan sengketa politik yang berlarut-larut dan kasus pelanggaran HAM di negara Myanmar hingga sekarang ini belum tuntas.
“Sudah ada konsensus yang dihasilkan oleh ASEAN untuk penyelesaian konflik Myanmar namun belum bisa diimplementasikan dengan baik, belum lagi soal sengketa laut china selatan,” ujarnya.
Salah satu kelemahan ASEAN menurut Dafri adalah tidak mampu mengeksekusi dan mengimplementasi setiap deklarasi dan komitmen bersama yang dibuat. Pasalnya, intervensi sesama negara ASEAN untuk menangani masalah internal di salah satu negara anggota ASEAN lainnya dianggap melanggar prinsip kerja sama ASEAN.
“Setiap hasil deklarasi dan joint statement bersifat tidak mengikat secara hukum sehingga implementasinya sulit diwujudkan. Seharusnya Indonesia sebagai Ketua ASEAN ini bisa mengatasi kelemahan ini dimana setiap keputusan ASEAN itu bisa berbasis hukum atau norma yang harus ditaati dan diikuti bersama,” katanya.
Kembali soal penyelenggaraan KTT ASEAN ke-43, Dafri menilai penyelenggaraannya cukup sukses karena mampu mendatangkan para kepala negara dari negara maju di luar ASEAN yang selama ini dianggap sebagai mitra strategis ASEAN.
”Kita ingin menjadikan kawasan ASEAN ini bisa menjadi pusat pertumbuhan dunia dan kita menjad pemain utama dengan posisi penting kita di Indo-Pasifik,” katanya.
Dalam periode kepemimpinan Indonesia di ASEAN sekarang ini bisa menjadi momentum untuk memperkuat kohesivitas dan solidaritas antar anggota ASEAN untuk bisa menyelesaikan berbagai isu strategis seperti penyelesaian sengketa laut china selatan dan konflik internal negara anggota ASEAN.
Sumber : Humas UGM
Baca juga : Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov Dijadwalkan Datang di KTT Asean 2023
Comments