STARJOGJA.COM, Pada era di mana kepedulian pada isu lingkungan dapat berdampak positif bagi jalannya perusahaan, gelas sekali pakai Starbucks kemungkinan akan segera punah.
Dari generasi ke generasi, gelas Starbucks sekali pakai telah menjadi ikon penting dalam kehidupan masyarakat peminum kopi.
Logonya telah membuat Starbucks menjadi salah satu merek kopi paling terkenal di dunia.
Pada tahun 2030 nanti, Starbucks ingin berhenti menggunakan gelas sekali pakai, yang menjadi sumber limbah dan gas rumah kaca perusahaan itu.
Starbucks sendiri dikenal memiliki banyak program ramah lingkungan dalam berbagai aspek operasionalnya di seluruh dunia.
Beberapa di antaranya telah tercapai, seperti sertifikasi efisiensi energi untuk gerai-gerainya yang baru buka, sementara sisanya harus direvisi atau justru dihentikan.
Misalnya, pada 2008, Starbucks bercita-cita agar pada tahun 2015 sebanyak 25% gelasnya sudah merupakan gelas yang bisa dipakai ulang (reusable). Namun hingga kini, cita-cita itu belum terwujud.
Kini, desakan bisnis mendorongnya untuk merobak desain gelas ikoniknya. Produksi barang sekali pakai, seperti gelas plastik atau kertas, menghasilkan emisi gas rumah kaca yang membuat planet Bumi semakin panas dan mengakibatkan peristiwa cuaca ekstrem dan dampak perubahan iklim lainnya.
Hal itu bertentangan dengan harapan para pelanggan agar para pebisnis turut ambil bagian mengatasi perubahan iklim.
Baca juga : The Gorgeous 14th StarFM 101.3FM
Michael Kobori, kepala bidang keberlanjutan Starbucks, mengatakan bahwa perusahaannya berniat untuk membuat pelestarian lingkungan menjadi sesuatu yang nyaman dilakukan.
Di salah satu gerai Starbucks di Arizona State University, gelas plastik atau kertas sekali pakai sudah tidak lagi digunakan.
Pembeli yang tidak membawa gelas sendiri akan diberi gelas plastik yang dapat dipakai-ulang, yang nantinya dapat mereka taruh ke wadah khusus di sekitar kampus.
Itu adalah satu dari dua lusin program rintisan yang digalakkan Starbucks selama dua tahun terakhir, dengan tujuan mengubah cara mereka menyajikan kopi kepada pelanggan.
Tujuannya untuk mengurangi limbah, penggunaan air dan emisi karbon perusahaan hingga setengahnya pada tahun 2030.
Starbucks sendiri bukan perusahaan pertama yang mengupayakan penggunaan gelas pakai-ulang.
Dari berbagai perusahaan besar di Eropa, seperti RECUP di Jerman yang menggunakan gelas dan kemasan makanan pakai-ulang, hingga kedai kopi lokal di kota-kota seperti San Francisco memiliki tujuan sejak bertahun-tahun lalu untuk berhenti menggunakan bahan baku kertas dan plastik sekali pakai.
Perubahan di Starbucks dapat mendorong perubahan di seantero industri.
Pada saat yang sama, kegagalan untuk beradaptasi dan memimpin perubahan justru dapat merugikan raksasa kopi itu di mata para pelanggan.
Rencananya, Starbucks akan menggunakan gelas sekali pakai yang terbuat 30% bahan daur ulang di seluruh gerainya di Amerika pada awal 2025. Selama beberapa tahun terakhir, Starbucks juga telah menguji coba berbagai jenis plastik untuk minuman dingin.
Pada 2019, perusahaan itu mulai menggunakan penutup gelas tanpa sedotan, sehingga mengurangi banyak limbah plastik.
Sumber : VoAIndonesia
Baca juga : 14 Tahun Star FM : Terimakasih Para Mitra
Comments