STARJOGJA.COM, Info – Polusi udara juga menjadi isu kompleks yang memerlukan perhatian serius, karena berdampak pada kesehatan dan lingkungan. Di Indonesia, tingkat polusi udara bervariasi dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
dr. Taufik Indrawan, Residen Departemen Ilmu Penyakit FKKMK UGM/ RSUP dr. Sardjito menjelaskan, polusi udara dapat diukur dalam berbagai parameter, salah satunya adalah Indeks Kualitas Udara (IKU). Di Yogyakarta, IKU masuk dalam zona kuning atau sedang, yang secara umum dianggap masih aman. Namun, di sejumlah wilayah Jabodetabek, polusi udara mencapai tingkat berbahaya, dengan masuknya zona merah gelap.
“Batas aman polusi udara biasanya terletak pada zona hijau, dengan Indeks Kualitas Udara (IKU) kurang dari 50. Di Yogyakarta, angka IKU mencapai 70, yang masih dianggap relatif aman,” katanya melalui Program Health Talkshow StarFM (21/09/2023).
Dampak dari polusi udara dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu dampak akut dan dampak jangka panjang. Dampak akut biasanya terlihat dengan jelas dalam sehari-hari, seperti batuk, bersin, dan infeksi saluran nafas. Orang-orang yang lebih rentan, seperti penderita asma, memiliki risiko lebih tinggi terkena bronkitis.
Namun, dampak jangka panjang lebih serius. Partikel-partikel polusi dapat menyebabkan penyempitan atau penyumbatan arteri jantung, meningkatkan risiko serangan jantung, gagal jantung, stroke, dan bahkan kanker paru-paru, menurut berbagai studi.
Respon tubuh seperti batuk dan bersin adalah respons fisiologis yang normal. Namun, jika terjadi setiap hari, itu menjadi tanda bahwa polusi udara telah mencapai tingkat yang tidak sehat dan dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh.
Selain itu, polusi udara juga mempengaruhi iklim dengan menciptakan ketidakstabilan cuaca. Cuaca yang tidak menentu dapat meningkatkan risiko penyakit. Solusinya adalah menerapkan pola perilaku hidup sehat, termasuk konsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, dan olahraga ringan seperti berjalan kaki.
“Mengatasi polusi udara adalah tanggung jawab bersama. Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya polusi udara dan berpartisipasi dalam upaya-upaya pemulihan kualitas udara yang lebih baik. Hanya dengan tindakan bersama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat dan lestari,” ujarnya.
Penulis : Destiara Hasna
Comments