STARJOGJA.COM, JOGJA – Dinas Kebudayaan Sleman, yang dikenal dengan sebutan “Kundha Kabudayan,” tengah berupaya keras untuk melestarikan permainan dan olahraga tradisional di wilayahnya.
Dalam program Bincang Spesial StarFM, Saridal, S.Pd dan Tri Joko Saptono, seorang tokoh yang telah lama berkecimpung dalam dunia permainan tradisional, berbagi pengalaman dan wawasannya tentang pentingnya memahami dan menjaga warisan budaya ini.
Saridal, yang telah terlibat dalam dunia seni tradisional sejak kecil, menceritakan perjalanan panjangnya dalam mempertahankan tradisi permainan dan olahraga tradisional. Sejak usia kelas 3 SD, dia sudah aktif dalam lomba karawitan pada tahun 1977, dan pengalaman tersebut membentuknya menjadi pribadi yang sangat menghargai nilai-nilai budaya.
“Permainan tradisional rakyat memiliki nilai yang sangat dijunjung tinggi, seperti sportivitas, kerja sama tim, dan kebersamaan. Selain itu, permainan ini juga melatih karakter anak-anak sejak dini, memupuk keterampilan kepemimpinan, dan memunculkan kemampuan negosiasi serta demokrasi,” kata Saridal (26/09/2023)
Dalam percakapannya, Saridal membagi permainan tradisional menjadi dua jenis yaitu yang memiliki unsur menang-kalah dan yang hanya digunakan sebagai sarana bersenang-senang, seperti nyanyian bersama. Salah satu permainan yang dibahas adalah “egrang,” yang membutuhkan keseimbangan, ketelitian, dan kehati-hatian dalam memainkannya.
Sementara itu, Joko Saptono menjelaskan tentang Sanggar Memetri Wiji, yang didirikan pada tahun 2012. Sanggar ini bertujuan untuk mengajarkan nilai-nilai budi pekerti, tata krama, dan melatih budaya, termasuk permainan tradisional, kepada generasi muda. Aktivitas di Sanggar Memetri Wiji berlangsung setiap hari Minggu, sehingga tidak mengganggu kegiatan lainnya, dan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan fisik mereka.
Didirikannya sanggar menjadi upaya keras untuk memperkenalkan permainan tradisional kepada generasi muda, yang telah banyak terpengaruh oleh teknologi modern. Salah satu solusinya adalah mengadakan event dan festival yang memperkenalkan permainan tradisional, sehingga generasi muda dapat mengenal dan mencintai warisan budaya ini.
“Melalui wawasan dan usaha, harapannya adalah bahwa permainan dan olahraga tradisional, khususnya di Jogja dan Jawa, dapat tetap hidup dan menjadi bagian integral dari identitas budaya masyarakat Sleman,” ungkap Joko.
PENULIS : Destiara Hasna
Comments