Flash InfoHealth

Masyarakat didorong Lakukan Pemeriksaan Dini Untuk Cegah Penyakit Jantung

0
Gaya Hidup Sehat

STARJOGJA.COM, HEALTH – Masyarakat didorong Lakukan Pemeriksaan Dini Untuk Cegah Penyakit Jantung . Ini menjadi pesan penting peringatan Hari Jantung Sedunia yang jatuh di 29 September.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kementerian Kesehatan, Eva Susanti mengungkapkan penyakit kardiovaskular yaitu jantung dan stroke merupakan salah satu penyakit tidak menular yang perlu mendapatkan perhatian khusus karena berperan utama sebagai penyebab kematian nomor satu di dunia.

Di Indonesia penyakit kardiovaskular menyebabkan lebih dari 651 ribu kematian per tahun berdasarkan laporan Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) tahun 2019. Masyarakat didorong Lakukan Pemeriksaan Dini Untuk Cegah Penyakit Jantung

“Terdiri dari stroke ada 331.349 kematian dan penyakit jantung koroner ada sekitar 245.343 kematian. Kemudian penyakit jantung hipertensi ada sekitar 50.620 kematian juga diikuti dengan beberapa penyakit kardiopaskular lainnya,” kata Eva Susanti dalam Temu Media Hari Jantung Sedunia awal pekan ini.

Penyakit jantung dan stroke pada tahun 2022 menjadi penyakit dengan pembiayaan terbesar yang ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Nasional yaitu Rp 15,37 triliun dari total pembiayaan penyakit katastropik sebesar Rp 24,96 triliun. Penyakit katastropik adalah penyakit yang mengancam nyawa dan membutuhkan pengobatan yang besar serta proses yang lama.

Pada tahun 2021 jumlah kasus penyakit jantung sebanyak 12,93 juta yang meningkat menjadi 15,5 juta kasus pada tahun 2022, sedangkan penyakit stroke juga mengalami peningkatan dari 1,99 juta kasus pada tahun 2021 menjadi 2,54 kasus pada tahun 2022.

Penyakit Jantung Juga Terkait dengan Kadar Gula Darah yang Lebih Rendah
Kenaikan kasus tersebut, menurut Eva, dipengaruhi oleh pola hidup tidak sehat yang meningkatkan faktor risiko penyakit kardiovaskuler seperti konsumsi gula, garam dan lemak yang tinggi, kebiasaan merokok, kurang aktivitas dan konsumsi alkohol.

“Sekitar 70 juta masyarakat Indonesia itu mengonsumsi rokok, ini sangat besar jumlahnya dan kita merupakan negara dengan konsumsi rokok tertinggi di dunia. Ini juga masyarakat Indonesia lebih 79 persen kurang aktivitas fisik dan masih ada juga yang mengonsumsi alkohol,” jelas Eva Susanti.

Dorong Masyarakat Lakukan Deteksi Dini

Kementerian Kesehatan, menurut Eva, mendorong 140 juta masyarakat Indonesia usia 15 tahun ke atas untuk melakukan deteksi dini penyakit tidak menular di fasilitas pelayanan kesehatan seperti di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) secara cuma-cuma.

“Tahun ini kita menginginkan 70 persen masyarakat Indonesia umur 15 tahun ke atas semuanya melakukan screening atau deteksi dini untuk bisa menemukan kasusnya lebih awal, kemudian tata laksananya nanti bisa lebih baik dan biayanya akan bisa ditekan lebih murah,” jelas Eva. Upaya deteksi dini penyakit tidak menular itu dilakukan melalui pemeriksaan tekanan darah, gula darah, lingkar perut, hipertensi, diabetes dan obesitas sentral. Diakuinya capaian orang yang di deteksi dini tersebut baru mencapai 30,6 juta orang per 23 September 2023.

SUMBER : VOA Indonesia

Pakar UGM Dukung Larangan Tiktok Shop Jadi Platform Transaksi Jual Beli

Previous article

Tidur Yang Sehat Dapat Meningkatkan Kekebalan Tubuh

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Flash Info