STARJOGJA.COM.HEALTHY. Mengkonsumsi air minum kemasan setiap hari justru akan memberikan dampak buruk untuk tubuh. Seringkali perusahaan air minum mengklaim produknya merupakan air murni pegunungan ataupun air mineral pegunungan.
Klaim tersebut sebenarnya tidaklah terlalu penting karena pada dasarnya air minum kemasan telah terkontaminasi mikroplastik dan bahan kimia beracun dari kemasan plastiknya. Selain kemasan, air minum yang ditawarkan di dalam botol belum terjamin kualitasnya. Beberapa perusahaan produksi air minum mungkin mengambil air minum dari keran atau tempat lain kemudian melakukan pemfilteran sebelum diproduksi.
Faktanya, beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa air kemasan kurang aman dibandingkan air keran di beberapa tempat. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa pasokan air kota yang masuk ke rumah ternyata digunakan untuk air minum kemasan.
Penemuan lainya menunjukkan, air minum kemasan memiliki jejak ftalat, jamur, mikroba, arsenik, dan ribuan kontaminan lainnya dalam air kemasan. Orang dengan daya tahan tubuh kuat mungkin tidak akan memiliki dampak berlebihan, namun hal ini berbeda dengan orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah.
Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah atau daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV, diabetes, transplantasi organ, atau sedang menjalani kemoterapi, harus mengambil tindakan pencegahan khusus terhadap air yang mereka minum. Parasit Cryptosporidium dalam air kemasan dapat menyebabkan penyakit kronis atau parah dan bahkan gejala yang mengancam jiwa pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Risiko utama terkait dengan meminum air kemasan adalah dapat terkena racun berbahaya dari plastik. Meskipun air tidak bersifat asam (tidak seperti soda), setiap kali kamu minum dari botol plastik, dapat berisiko menelan bahan kimia yang digunakan untuk membuat botol tersebut karena racun ini dapat larut ke dalam air seiring waktu.
Hal ini biasa terjadi pada botol air bekas dan atau botol yang terkena panas. BPA dan racun plastik lainnya kemudian dapat masuk ke aliran darah, yang dapat menyebabkan sejumlah masalah termasuk berbagai jenis kanker serta kerusakan hati dan ginjal.
Racun ini dapat terakumulasi dalam sistem tubuh selama bertahun-tahun sehingga membuat kamu akan rentan terhadap berbagai macam masalah kesehatan. yang dapat ditemukan dalam berbagai produk, termasuk, mungkin yang paling kontroversial, banyak produk kosmetik yang menambahkannya sebagai scrubber pengelupas pada pembersih tangan dan scrub wajah.
Air kemasan tidak hanya menyerap beberapa senyawa kimia dalam botol plastik, namun penelitian terbaru menunjukkan bahwa plastik itu sendiri juga terdapat dalam air yang diminum konsumen.
Faktanya, penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan bahwa 93% merek air kemasan populer yang diuji airnya mengandung serat plastik (hasil serupa juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Fredonia State University of New York).
Meskipun studi mengenai prevalensi mikroplastik dalam air minum kemasan, dan potensi bahaya yang ditimbulkannya, masih dalam tahap awal, kita hanya bisa membayangkan potensi dampak jangka panjang dari konsumsi plastik, sehingga menyoroti alasan lain untuk membatasi penggunaan air kemasan.
Penulis: Kristina Harefa
Comments