STARJOGJA.COM-JOGJA. Ibu tunggal yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK) di Indonesia seringkali menghadapi situasi yang kompleks. Studi kemandirian ibu tunggal dengan anak ABK menggambarkan mereka harus mengasuh anak dengan kebutuhan khusus sambil memenuhi peran sebagai pencari nafkah utama.
Untuk menggali lebih dalam, sekelompok peneliti mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) berpartisipasi dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH). Tim peneliti terdiri dari Syadza Aliyah Putri, Keysha Wini Azzahra Matondang, Namaskara Tawang Kusuma, Rizqi Vazrin, dan Rahmadhani Sulistyorini, didampingi oleh Restu Tri Handoyo, Ph.D., seorang psikolog.
“Selama penelitian, tim mewawancarai 10 ibu tunggal yang memiliki ABK di Provinsi DIY dari tanggal 4 Agustus hingga 8 September 2023,” ujar tim peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu tunggal menghadapi sejumlah tantangan, termasuk masalah finansial, keterbatasan waktu untuk bekerja karena harus merawat anak, dan berbagai dinamika emosional. Untuk mengatasi hambatan ini, banyak ibu membutuhkan dukungan, termasuk dukungan spiritual dan keyakinan.
Dalam budaya Jawa, terdapat falsafah “nrimo ing pandum,” yang diterjemahkan sebagai menerima nasib atau takdir hidup. Namun, tim peneliti menemukan bahwa terdapat kesalahpahaman dalam pemahaman masyarakat terkait falsafah ini. Kesalahpahaman ini kadang-kadang membuat masyarakat berpikir bahwa menerima nasib berarti pasrah tanpa melakukan usaha.
“Idealnya, penerapan nrimo ing pandum harus dilakukan bersamaan dengan makaryo ing nyoto, yaitu usaha untuk mengubah keadaan. Penerapan nrimo ing pandum secara ideal diharapkan dapat memperkuat spiritualitas individu dalam menghadapi kesulitan hidup dan mendorong mereka untuk berusaha meningkatkan kondisinya,” jelas Namaskara, salah satu peneliti.
Dalam konteks penelitian ini, peneliti berharap bahwa falsafah nrimo ing pandum dapat memberikan dorongan spiritual kepada ibu tunggal yang menghadapi situasi sulit. Selain itu, peneliti berharap penelitian ini juga dapat membantu meluruskan pemahaman masyarakat terkait implementasi falsafah nrimo ing pandum.
Penulis: Destiara Hasna
Comments