STARJOGJA.COM, JOGJA – Pola Tanam, Alternatif Pengendali Inflasi. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta pengelolaan pertanian di DIY mulai berorientasi memenuhi kebutuhan industri, sehingga memberikan nilai tambah bagi produk pertanian.
“Semua sudah proses industri, bukan seperti sekian puluh tahun lalu yang hanya disediakan untuk kita makan,” kata Sultan HB X dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut Sultan, tanpa memiliki orientasi industri maka pengelolaan pertanian akan terus-menerus menghadapi masalah fluktuasi harga yang sulit dikendalikan.
Masyarakat, khususnya petani, perlu memiliki perubahan pola pikir sebagai bagian penyedia pangan termasuk untuk kebutuhan industri, bukan sekadar sebagai masyarakat agraris yang bertani untuk memenuhi kebutuhan stok pangan seperti zaman dahulu.
“Selama kita tidak berpikir bahwa kita telah memasuki industrialisasi, kita tidak akan pernah punya nilai lebih,” kata dia.
Untuk itu, Sultan menuturkan diperlukan pengaturan pola tanam bahan pangan pokok yang memiliki harga jual relatif mahal guna turut mendukung kepentingan industrialisasi.
Upaya tersebut juga diperlukan sebagai salah satu strategi pengendalian inflasi pangan.
Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY dan TPID kabupaten/kota se-DIY, menurut Sultan, harus bersinergi, berdialog bersama para petani terkait rencana pengaturan pola tanam itu.
Menurut dia, pengaturan pola tanam juga bertujuan untuk menjaga agar ketersediaan produk pertanian bisa terus berkelanjutan.
“Kita bisa mengatur pola tanam pada bahan pangan pokok bernilai ekonomi tinggi, entah itu cabai rawit, cabai keriting, bawang merah, beras dan sebagainya. Produk-produk itu bagian dari produk industri. Dulu memang bukan bagian industri, tapi sekarang kan bisa jadi bahan produk industri,” kata dia pula.
Terkait inflasi, Sri Sultan mengatakan, di tahun 2023, data BPS menunjukkan penurunan inflasi DIY pada bulan September 2023 menjadi 3,30% YoY. Angka tersebut turun drastis dari angka 6,81% YoY pada September 2022.
“Kita berhasil kembali ke target sasaran inflasi nasional. Keberhasilan ini tak terlepas dari sinergi dan kolaborasi kita, terutama dalam mengantisipasi peningkatan inflasi pada momen penting seperti Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) dan momen khusus lainnya. Semakin terkendalinya inflasi hingga akhir tahun 2023 adalah hasil dari kerja keras bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY dan program-program terarah dari seluruh komponen TPID,” ungkap Sri Sultan.
Comments