STARJOGJA.COM-JOGJA. Losarium resto sajikan masakan khas Kerajaan Mataram, terletak di Sukoharjo, Nganglik, Sleman, yang jarang terungkap ke publik.
Pengelola Losarium, Andhika Yopi, telah menghadirkan beragam hidangan yang terinspirasi dari berbagai kerajaan di Mataram, dengan tujuan melestarikan warisan kuliner berharga ini.
“Upaya melestarikan hidangan-hidangan zaman dahulu tidak hanya melibatkan dokumentasi, tetapi juga pemajuan hidangan tersebut dalam produk aslinya,” ungkapnya.
Salah satu menu unik yang ditawarkan oleh Losarium adalah “Catur Sagatra,” yang terdiri dari empat hidangan yang dipadukan dalam satu porsi. Hidangan ini mencakup Tahu Uter-Uter dari Pakualaman, Pecal Pitik (daging paha ayam dibumbui) dari Kraton Jogja, Sate Penthul (sate daging lembut) dari Mangkunegaran Solo, Urip-Urip Gulung (dari daging lele) dari Kraton Solo, dan Nasi Golong (nasi kepal).
Catur Sagatra melambangkan persatuan antara keraton-keraton di Mataram, meskipun pengelola tidak menyebutnya sebagai resep asli, melainkan sebagai kreasi masakan nusantara yang terinspirasi oleh keraton-keraton tersebut.
Andhika Yopi mengakui bahwa banyak menu keraton yang belum dapat direalisasikan dan dikenalkan ke masyarakat melalui restoran. Hal ini disebabkan oleh kompleksitas dalam menciptakan hidangan yang setia pada rasa dan cita rasanya. Namun, ia berharap bahwa dengan tekad yang kuat, lebih banyak hidangan nusantara dari masa lalu bisa dihadirkan kembali dan dinikmati oleh generasi sekarang.
Selain hidangan yang terinspirasi dari kerajaan, Losarium juga menghadirkan konsep kuliner yang mengakulturasikan menu antarsuku dan antarnegara. Contohnya, “Dagiang Balapih” terinspirasi dari masakan rendang Sumatera, namun diberi lapisan khusus dan dimasak bersama daun pepaya. Hidangan ini bisa dinikmati bersama dengan nasi keju ala Italia, menciptakan paduan sajian kuliner Indonesia dan Eropa dalam satu hidangan.
Model hidangan perpaduan tiga budaya lainnya adalah “Ceker Smoor,” yang berbahan dasar ceker ayam yang diolah dengan teknik masak ala China, dan kemudian diolah kembali dengan bumbu semur yang merupakan adaptasi kuliner perpaduan antara Belanda dan Jawa.
“Komitmennya untuk melestarikan menu masakan nusantara yang kaya dan beragam, sambil tetap menghadirkan sentuhan kekinian. Tujuannya adalah agar warisan kuliner Indonesia ini bisa diterima dengan baik di era anak-anak sekarang, sehingga kekayaan kuliner nusantara akan tetap hidup dan terjaga,” jelasnya.
Losarium Resto menjadi salah satu contoh nyata dari upaya untuk menjaga dan mempromosikan warisan kuliner nusantara yang kaya, sambil menggabungkan elemen-elemen kreatif dan inovatif untuk memikat selera generasi masa kini.
Penulis: Destiara Hasna
Comments